Senibudayabetawi.com – Gambang rancag merupakan sastra lisan yang dimiliki oleh masyarakat Betawi. Dalam kesenian ini, pencerita dituntut menggunakan pantun yang diiringi oleh musik gambang kromong. Uniknya, pantun dalam gambang rancag mempunyai struktur tersendiri yang mengikuti irama dari gambang rancag tersebut.
Diketahui bahwa kesenian gambang rancag biasanya menceritakan beberapa tokoh seperti Si Pitung dan Si Angkri. Rancag Si Pitung berkisah tentang Si Pitung saat ia melawan penjajah Belanda di tanah Betawi. Melalui pantun, diceritakan keberanian Si Pitung saat melawan kompeni Belanda. Dikisahkan pula kesulitan kompeni Belanda untuk menangkap Si Pitung. Sedangkan pada rancag Si Angkri menceritakan tingkah laku Ia selama menjadi preman di pasar ikan.
Pantun dalam gambang rancag mempunyai rima yang sangat unik. Ini terlihat pada rima berbentuk a-b-a-b dan mempunyai bentuk rima a-a-a-a. Selain itu, keunikan pada gambang rancag yakni kesamaan bunyi kata pada setiap akhir pantun.
Diketahui gambang rancag merupakan salah satu dari banyak kesenian atau gabungan dari berbagai kesenian. Mulai dari musik, teater hingga sastra. Kata rancag mengacu pada irama cepat atau bisa diartikan sebagai penyajian lagu dengan irama sangat cepat.
Dalam laman Kemendikbud, gambang rancag berupa pantun berkait yang dinyanyikan dalam bentuk teater diikuti akting menggunakan iringan orkes gambang kromong.
Sejarah Gambang Rancag
Menariknya, kesenian ini juga memiliki sejarah yang panjang. Awal mula dikenal dalam masyarakat Betawi pinggiran Kota Jakarta dan berkembang baik sebelum tahun 1930. Waktu itu, kesenian ini cukup disenangai dan merupakan pertunjukan panggilan saat hajatan. Akan tetapi, seiring perkembangan zaman, penggemar gambang rancag mulai berkurang drastis. Akhirnya para seniman kesenian ini berkeliling dari kampung ke kampung untuk mengamen.
Beberapa alat musiknya banyak terpengaruh dari Cina, diantaranya kenong, gendang, kecrek, tehyan, gong, kongahyang, hingga shukong. Adapun untuk lagu yang biasa ditampilkan dibagi menjadi lagu pembukaan, lagu phobin, lagu sayur sebagai selingan dan lagu rancag sebagai lagu pokok. Pengaruh Cina juga kental terlihat dari melodi, tema cerita hingga para pelakunya yang kebanyakan dari Cina peranakan.
Ramadani Wahyu