Senibudayabetawi.com – Rumah adat khas Betawi selalu menarik untuk diulik. Bagaimana tidak, setiap sudut, ruang hingga ornamennya khas mempunyai fungsi dan makna tersendiri. Tak terkecuali teras atau bale-bale di rumah Betawi sebagai simbol keterbukaan orang Betawi.
Selain sebagai tempat tinggal, rumah adat Betawi kerap kali menjadi pusat kegiatan budaya dan ritual masyarakat Betawi. Bahkan, setiap detail bangunannya pun mencerminkan nilai-nilai dan kearifan lokal.
Nah, sobat jika kita berkunjung ke rumah adat Betawi pasti sering melihat terasnya yang luas. Bukan hanya sekadar sebagai area publik untuk menerima tamu, teras ini juga sebagai tempat untuk berkumpul bersantai dengan anggota keluarga.
Hal paling mencolok yang membedakan rumah adat Betawi dan rumah modern yakni keberadaan teras. Teras yang luas memberikan kenyamanan, terutama dilengkapi dengan kursi bale-bale yang terbuat dari berbagai bahan seperti rotan, bambu sebagai amben. Selain itu, penggunaan gejogan sebagai lantai teras menunjukkan penghormatan terhadap tamu yang datang ke rumah.
Pentingnya teras dalam rumah adat Betawi juga tercermin dalam simbolisme gejogan yang dihubungkan dengan tangga masuk rumah yang disebut balaksuji. Ini sekaligus menandakan penghormatan dan keterbukaan terhadap kedatangan tamu, sebagaimana nilai yang dipegang masyarakat Betawi.
Sejarah percampuran suku yang berbeda-beda dalam masyarakat Betawi juga turut memperkaya keberagaman budaya dan pemahaman akan toleransi antar suku dan agama.
Tidak hanya teras, pagar yang dibangun di bagian depan rumah Betawi juga memiliki makna filosofis tersendiri. Pagar rumah Betawi yang rendah menandakan keterbukaan masyarakat Betawi. Selain teras, pembagian ruang di dalam rumah adat Betawi pun berfungsi kompleks. Bagian paseban sebagai kamar khusus untuk tamu pun berfungsi sebagai tempat ibadah.
Ramadani Wahyu