Senibudayabetawi.com – Bagi masyarakat Betawi, terutama keluarga baru membangun rumah tak sekadar memastikan bangunan fisiknya aman dan nyaman dihuni. Jika belum punya rumah maka mereka akan terus-menerus tinggal di rumah keluarga besarnya sampai ia memiliki rumah. Banyak pertimbangan yang dipakai antara lain dari segi biaya, ketersediaan material bahan bangunan, dan lahan tempat rumah akan dibangun bahkan pertimbangan yang berpatokan dengan alam gaib.
Sebagian masyarakat Betawi mempunyai kepercayaan untuk melakukan upacara sebelum mendirikan rumah. Misalnya memilih hari baik untuk memulai pembangunan rumah. Namun, untuk masyarakat yang ingin menyederhanakan upacara maka cukup melakukan selamatan atau rewahan dengan cara doa bersama oleh pemuka agama.
Setelah upacara memilih hari baik yaitu meratakan tanah untuk bangunan (baturan). Adapun di atasnya diletakkan lima bata garam, empat bata garamnya diletakkan di pojok tanah, sedangkan satu bata lagi diletakkan di tengah.
Pemasangan umpak bata sebagai alas tiang guru bertujuan agar si pemilik rumah hidup tentram dan tidak putus rejeki. Sementara pemasangan kaso yang diletakkan di ujung alas setiap tiang guru bertujuan agar makhluk halus tidak mengganggu dan menghuni rumah.
Setelah rumah selesai dibangun dan siap dihuni, biasanya si pemilik rumah mengadakan selamatan dan doa bersama dengan menghadirkan orang-orang yang tidak ikut kerja “sambatan”. Ini bertujuan agar penghuni rumah, orang yang bekerja dan yang hadir mendapat keselamatan.
Menariknya, sesuai dengan kepercayaan masyarakat Betawi penggunaan kayu nangka sebagai bahan bangunan dipilih karena alasan. Kayu nangka itu pun tidak boleh dari “trampa” atau “drompot” yakni bagian bawah kusen pintu. Orang Betawi percaya bahwa orang yang melangkahi kayu nangka bisa terkena penyakit kuning.
Nah lebih baik kusen pintu menggunakan kayu cempaka di bagian atas agar baunya harum semerbak dan disenangi tetangga. Orang Betawi juga percaya bahwa bahan bangunan hendaknya dipilih dengan tidak menggunakan kayu asem. Mereka meyakini bahwa ini akan menjauhkan hubungan antara pemilik rumah dengan tetangga.
Ramadani Wahyu