Berbagai cara dilakukan oleh padepokan atau perguruan silat demi menjaga kemurnian pakem atau kaidah gerakan khasnya. Ini dilakukan sebagai salah satu wujud melawan punah termakan zaman di tengah banyaknya silat kombinasi yang dilakukan oleh banyak perguruan. Salah satunya Padepokan Silat Gamblong Mandor Misan.
Aktif pada maenan pukul khas Meruya Selatan, padepokan ini ternyata sudah lima tahun konsisten melestarikannya. Guru padepokan ini, yakni Bang Tarmizi menyatakan sebelumnya maenan Gamblong sebatas maenan keluarga. Pro kontra pendirian padepokan ini pernah ia rasakan karena sebelumnya maenan ini hanya boleh diajarkan pada masyarakat Betawi.
“Katanya dulu memang biar orang Betawi saja yang belajar, di luar itu jangan. Tapi lambat lain kita ingin mengangkat Gamblong. Suku manapun mau belajar bebas untuk menjiwai silat ini. Melawan punah istilahnya” kata dia kepada senibudayabetawi.com beberapa waktu lalu.
Diketahui lelaki yang akrab disapa Bang Mizi ini sangat terbuka mengajarkan Gamblong–termasuk pada tetangganya yang diketahui berasal dari luar Jawa. Misalnya NTT dan Papua. Adapun setiap malam Rabu da Kamis malam, mereka berlatih di pusat padepokan ini, yakni Jl Meruya Selatan RT 04 RW 07, Meruya Selatan, Jakarta Barat.
Sikap Bang Mizi tersebut tak lepas dari amanah dari Sang Guru, yakni Haji Mandor Misan yang tak lain adalah kakeknya sendiri. Lelaki yang juga merupakan personel dari Band Betawi, Gantenk Band ini sudah dikenalkan Gamblong sejak berusia 13 tahun. Ia mengaku juga belajar dengan Kong Gasan Gareng. Adapun Kong Gasan Gareng juga merupakan guru dari pimpinan Sanggar Kembang Jaro.
Baca Juga : Mengekalkan Ngrosul, Tradisi Khas Perguruan Silat Gamblong Sanggar Kembang Jaro
Konsisten pada Kaidah Jurus
Adapun untuk silsilahnya, silat ini berasal dari Ki Gamblong yang kemudian diturunkan ke Haji Mandor Misan. Lalu Haji Mandor Misan menurunkan ke Kong Gasan Gareng sebagai murid, dan ke Bang Mizi sebagai cucu.
“Sejarah awalnya dulu pertama hijrah ke rumah mertua di Kalisari, Pasar Rebo tahun 2001 memperkenalkan Gamblong dan alhamdulillah dipakai khususnya sambut buat kayak lenong. Setelah itu baru delapan tahun kemudian balik ke Meruya. Pusatnya di Meruya sini,” jelasnya.
Selain di Meruya dan Kalisari, Bang Mizi juga mengembangkan cabang di Karang Mulya, Tangerang. Sesuai amanah Baba Haji Mandor Misan, ia mengajarkan Gamblong sesuai dengan pakem yang ada. Itu artinya ia sama sekali tak menggunakan kombinasi apapun.
“Misalnya tak ada tendangan di Gamblong dan kuda-kudanya selalu rendah. Itu selalu kita pastikan gerakannya sesuai,” imbuhnya.
Ciri khas yang tak kalah penting, yakni berupa gerakan Lima Pancar dengan memposisikan kuda-kuda di depan lalu berputar. “Power mainan kita itu khususnya satu arah lima pancar,” kata dia.
Bang Mizi konsisten akan mengajarkan 18 jurus Gamblong yang pada umumnya diajarkan, baik itu pada muridnya yang dewasa maupun anak-anak. Secara khusus mengajarkan Gamblong pada anak-anak memiliki tantangan tersendiri karena jurusnya yang tak mudah dipelajari.
“Belajarnya kalau untuk anak-anak bertahap juga. Misalnya mengajar kuda-kuda harus benar dulu. Kalau udah benar baru bisa lanjut lagi,” kata dia.
Baca Juga: Belajar Silat di Perguruan Silat Gamblong Kong Sa’adih
Selain silat, di sanggar ini juga ada beragam kegiatan seni lainnya mulai dari palang pintu, band, organ tunggal, hadrah, pengajian hingga marawis. admin