Golok Sembelih Qisdoren

Golok Sembelih Qisdoren yang Klasik

Sebagai senjata, tak lengkap rasanya jika para jawara Betawi tak menyelipkan golok. Konon, para jawara Betawi menempatkan golok sebagai senjata sakral. Alih-alih diperlihatkan, dimainkan di depan umum saja tak boleh. Namun, kini golok digunakan sebagai aksesoris memperkuat wibawa sang jawara. Biasa dimainkan dan dipamerkan.

Salah satu perajin golok yang masih eksis hingga sekarang yaitu Muhammad Sidik. Melalui Golok Sembelih Qisdoren, Bang Sidik memproduksi berbagai macam golok—mulai dari model Betawi hingga Banten dan Jawa Barat.

Adapun Golok Betawi memiliki karakteristik yang lebih sederhana. “Gagangnya polos dari kayu, lebih sederhana. Bilahnya juga beda dengan model Cibatu,” kata dia kepada senibudayabetawi.com, Jumat (5/2).

Golok terdiri atas gagang yang digunakan sebagai pegangan dan bilah. Bagian bilah golok terdiri atas mata golok (bagian tajam), punggung (bagian tumpul), pesi (bagian yang masuk gagang).

Sementara golok model daerah Banten dan Jawa Barat lainnya biasanya memiliki gagang yang penuh dengan elemen estetis. Tak jarang juga memanfaatkan tanduk hewan, mulai dari rusa hingga kerbau sebagai gagang pengganti kayu.

Baca Juga: Geliat Seniman Sanggar Betawi Tulen Lestarikan Pin Golok

Ia mengaku untuk gagang golok berbahan dasar tanduk memang istimewa karena tingkat kesulitan dalam mendapatkannya. Misalnya, golok tanduk kerbau bule. “Makanya harganya juga mahal. Golok kerbau bule yang mencapai Rp 10 juta,” ujarnya.

Klasik dan Estetis

Kendati demikian, bukan berarti Golok Betawi tak memiliki nilai estetis. Di balik kesederhanaan modelnya, justru Golok Betawi memiliki daya tarik tersendiri. Ia biasa memanfaatkan kayu ki arang untuk bagian pegangan dan sarung golok.

“Karena lebih kuat dan awet. Jadi tidak asal kayu juga,” imbuh mantan mekanik salah satu hotel di Jakarta itu.

Tak hanya memperhatikan gagang golok, Bang Sidik juga sangat peka terhadap ketajaman goloknya. Baik itu untuk keperluan golok para jawara Betawi hingga penyembelih hewan.

“Spesifikasi kita menggunakan bahan baja per willys dan per mercy unimog lawas dengan panjang bervariasi antara 28 hingga 33 sentimeter,” ujarnya.

Adapun untuk harga kisaran golok yang ia tawarkan bervariasi mulai dari Rp. 1juta hingga Rp. 10juta bergantung model dan kesulitan bahan. Alamat lengkap Golok Sembelih Qisdoren 2 RT 7 RW 10, Sukabumi Utara, Kebon Jeruk, Jakarta Barat.

Penanda Status Sosial hingga Diyakini Bertuah

Popularitas golok ternyata tak hanya dikenal masyarakat Indonesia, tapi juga mancanegara. Bang Sidik mengaku sering menerima pesanan dari beberapa negara, seperti Singapura, dan Malaysia.

Negara-negara tetangga itu tak hanya memanfaatkan golok sebagai alat penyembelih, tapi digunakan sebagai penanda status sosial. “Mereka biasa memesan golok dengan banyak elemen estetis misalnya banyak corak dalam sarungnya,” ujarnya.

Sementara pengamat Budaya Betawi, Yahya Andi Saputra menyatakan bahwa sebenarnya dalam semua gerak silat Betawi menggunakan tangan kosong. Golok, sebagaimana fungsinya hanya sebagai aksesoris pelengkap para jawara.

“Jadi lebih ke bagaimana kemampuannya dalam mengolah geraknya, kakinya untuk menyerang. Golok itu aksesoris penambah wibawa yang biasa digunakan dalam keadaan terdesak,” kata dia dikonfirmasi terpisah.

Berbagai macam Golok Betawi diantaranya, Golok si Betok, Golok Sorean, serta Golok Ujung Turun. Sebagaimana fungsinya saat ini golok juga banyak digunakan sebagai pananda status sosial–penambah kewibawaan seseorang.

Namun, sambung Bang Yahya tak sedikit pula orang yang menyimpan golok karena diyakini memiliki tuah. “Misalnya ada tradisi membuat wafak atau rajah pada golok. Mulai dari wafak dekok hingga wafak timbul yang semuanya punya tuah untuk tujuan tertentu,” kata dia. admin

1 Response

Leave a Reply

SEKRETARIAT REDAKSI

Jl. H. Sa’abun No.20, Jati Padang, Ps. Minggu, Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12540.