Musik Samrah tak bisa dilepaskan dari kesenian Betawi, khususnya Budaya Betawi Tengah seperti Tanah Abang. Musik Samrah lekat dengan nuansa Islam yang kental. Hal Ini tak lepas dari muasalnya yang sangat besar dipengaruhi oleh kesenian Melayu yang memang bernapaskan Islam. Kendati kini kian langka, masih ada asa yang salah satunya dilakukan Sanggar Widya Pelangi agar Samrah tak punah.
Eksis sejak 17 Maret 2007, Sanggar Widya Pelangi masih eksis melestarikan musik Samrah hingga saat ini. Pemimpin Sanggar Widya Pelangi, Kartika Widyawati menyatakan awal berdirinya sanggar tak lepas dari persamaan visi untuk melestarikan Samrah yang kian langka. “Kalau Gambang Kromong itu kan sudah banyak, kita memutuskan memilih Samrah. Kita pelajari, kita cari-cari referensinya dan mendalami Samrah sampai sekarang,” ujar dia kepada senibudayabetawi.com, Rabu (31/3).
Tak butuh waktu lama bagi Sanggar Widya Pelangi untuk mempelajari Samrah. Sebab, sebagian besar, anggotanya memang berlatar seni budaya Betawi. Bertempat di Jalan AMD 28, RT 6/ 5 Nomor 56, Condet, Balekambang, Jakarta Timur, sanggar ini memiliki anggota-yang sebagian besar generasi muda. Perempuan yang akrab disapa Wiwit ini mengaku langkah itu justru krusial dilakukan sebagaimana agar Samrah tak hilang ditelan zaman.
Kombinasi Alat Musik Modern
Menariknya, Sanggar Widya Pelangi sangat terbuka untuk mengkombinasikan musik Samrah dengan musik modern. Beberapa alat musik seperti drum, keyboard, gitar hingga bass elektrik berpadu dengan accordion, biola, bas betot, dan gendang lontong. “Ini kita lakukan semata-mata agar musik Samrah semakin hidup dan digemari generasi muda,” kata perempuan berhijab ini.
Tak ayal, saat ditemui senibudayabetawi.com, tampak beberapa pemuda tengah berlatih alat musik di depan sanggar. Mereka tampak bersemangat memainkan gitar sembari bernyanyi.
Tentu, penambahan alat musik modern itu dilakukan dengan tanpa menghilangkan pakem Samrah yang ada. Beberapa lagu Samrah asli yang sering dibawakan yakni ‘Cendrawasih’, ‘Rambutan Aceh’, ‘Sunting Melati’, ‘Mangga Dua’, dan ‘Cik Siti’. Sementara lagu ciptaan Sanggar Widya Pelangi yakni ‘Pelangi di Cakrawala’. “Kita selalu open, kalau misal ada yang minta Samrah asli maupun yang udah combine,” imbuhnya.
Selain memastikan agar Samrah tak punah, sanggar ini juga aktif dalam kesenian Gambang Kromong, tari-tarian, hingga pertunjukan musik Pop. Eksis hingga saat ini, sanggar ini dipercaya melatih Samrah di Pusat Seni Budaya. Admin.
[…] Baca Juga: Agar Samrah tak Punah, Ini yang Dilakukan Sanggar Widya Pelangi […]
[…] Baca Juga: Agar Samrah tak Punah, Ini yang Dilakukan Sanggar Widya Pelangi […]