Riwayat Haji Darip, Ulama Pembela Revolusi Kemerdekaan

Riwayat Haji Darip, Ulama Pembela Revolusi Kemerdekaan

Riwayat Haji Darip, Ulama Pembela Revolusi Kemerdekaan  — H. Muhammad Arif bin Kurdin atau biasa dipanggil Haji Darip merupakan sosok fenomenal dalam sejarah perjuangan kemerdekaan Republik Indonesia. Sepak terjangnya dalam dunia jago maen pukulan tak perlu diragukan lagi. Pahlawan revolusi ini bahkan mampu menghimpun dan mengkoordinasi para jago dan jagoan untuk patuh menjadi anak buahnya. Tak berlebihan jika akhirnya ia dijuluki Panglima Perang dari Klender atau BPPP Angkatan 45 dengan anugerah gelar Generalissimo Van Klender 1945.

Tak ada yang mengetahui kepada siapa Haji Darip berguru maen pukulan. Namun, mengacu Maen Pukulan Pencak Silat Khas Betawi tulisan G.J Nawi mengungkap sumber keilmuannya berasal dari Pangeran Kuncung, masih sejalur dengan Banten dan Cirebon.

Awal perjuangan mempertahankan revolusi kemerdekaan tepatnya setelah ia menunaikan ibadah haji dari mekah pada 1914. Bersama KH. Hasbiallah dan KH. Mursyidi, ia mengawali perjuangannya di Masjid Al-Makmur. Ia bersama rekan seperjuangan yang juga seorang jago, H. Hasbullah (kakak H. Hasbiallah) terpanggil untuk memimpin Barisan Rakyat (BARA). BARA merupakan organisasi laskar rakyat yang berisi para jagoan yang menguasai Klender, Pulogadung dan Bekasi.

Citra Haji Darip dalam Lingkungan Keluarga dan Masyarakat

Haji Darip terkenal memiliki karismatik dan karomah yang tinggi karena ilmu supranatural yang tinggi. Karena ini pula, ia memiliki anak buah yang tangguh dan kebal melawan pasukan Jepang dan Belanda. Haji Darip biasa memberikan spirit dan ritual pembacaan doa pada air yang digunakan untuk mensucikan diri dan wudlu. Konon, para laskar dimandikan air tersebut dan dites bacok golok sebelum akhirnya berperang.

Mendekati Proklamasi Kemerdekaan, H. Darip mengkondisikan kesiagaan pada anak buahnya. Ia mendatangi kantor polisi di bawah kekuasaan Jepang untuk meminta supaya senjata-senjata diserahkan kepada rakyat . Haji Darip juga memastikan para tahanan di penjara Cipinang dilepaskan guna menyiapkan anak buahnya. Beberapa persiapan logistik, Haji Darip mendatangi gudang-gudang beras di Klender untuk memblokir beras agar tidak keluar dari Klender.

Haji Darip konon juga dikenal dekat dengan tokoh-tokoh Kemerdekaan Republik Indonesia, seperti halnya Soekarno. Haji Darip menjadi saksi hidup ketika para pemuda mendesak Soekarno Hatta agar mempercepat proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia. Tepatnya saat panculikan Soekarno Hatta,  d yang ditempatkan di suatu rumah yang tidak layak di pinggir kali.

Dekat dengan Soekarno

Haji Darip meminta kepada Soekarni dan kawan-kawannya agar Soekarno Hatta di tempatkan di rumah yang layak karena Soekarno Hatta adalah calon pemimpin yang harus dihormati. Atas permintaan H. Darip maka Soekarni dan kawan[1]kawan menempatkan Soekarno Hatta di rumah perkampungan milik warga Tionghoa,Djiaw Kie Siong.

Karena kondisi perekonomian pasca perang kemerdekaan dan revolusi atau terkenal sebagai zaman Nogut (No Good) yang memburuk, timbul chaos meningkatnya angka kriminalitas. Riwayat Haji Darip, Ulama Pembela Revolusi Kemerdekaan tak sekadar riwayat. Beliau menjadi andalan para pelaku ekonomi untuk mencari perlindungan. Menariknya, kalangan etnis Tionghoa kerap memajang foto Haji Darip sepanjang toko dan warung mereka. Mereka berasumsi para kriminil akan ketakutan atau berpikir seribu kali saat akan menjarah toko.

Haji Darip juga terkenal tawadhu—terutama di lingkungan keluarganya. Ia sangat tertutup untuk menceritakan perjuangannya di masa lalu. Ini tak lain sebagai wujud perjuangannya yang tanpa pamrih. Di akhir hidupnya, Haji Darip lebih banyak berdakwah di Masjid Al-Makmur. Ia wafat pada hari Sabtu, 13 Juni 1981 dan dimakamkan di tanah wakaf Ar Rahman, Jl Tanah Koja, Jatinegara. Secara administrative, perjuangan beliau juga tercatata dalam Badan Potensi Penggerak Pembina Potensi (BPPP) Angkatan 45.

3 Responses

Leave a Reply

SEKRETARIAT REDAKSI

Jl. H. Sa’abun No.20, Jati Padang, Ps. Minggu, Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12540.