Terinspirasi dari Mimpi, Beginilah Maen Pukulan H. Darip

Terinspirasi dari Mimpi, Beginilah Maen Pukulan H. Darip

Terinspirasi dari Mimpi, Beginilah Maen Pukulan H. Darip — Nama besar H. Darip sebagai tokoh fenomenal perjuangan kemerdekaan Republik Indonesia tak perlu diragukan lagi. Berkat maen pukulannya pula, Panglima Perang dari Klender ini dikenal berdedikasi tinggi dan pantang menyerah sehingga julukan ‘Macan Betawi’ terkesan mematikan. Demikian, maen pukulan Betawi atau silat H. Darip itu diturunkan kepada anak cucu dan murid-muridnya. Apakah maen pukulan Betawi H. Darip juga mematikan?

Baca Juga: Menilik Profil Tokoh-Tokoh Betawi yang Diusulkan Nama Jalan di Jakarta

Sepeninggalan H. Darip pada 1981, maen pukulan ini diteruskan oleh anak cucunya. Semula, maen pukulan H. Darip tak memiliki nama, tapi kemudian diberi nama maen pukulan H. Darip yang berpusat di Mushola Al-Mujahidin, Tanah 80, Klender, Jakarta Timur. Sementara, 12 cabang lainnya menggunakan nama jurus sebagai nama perguruan silatnya.

Maen Pukulan

Ditemui senibetawi.com, Haji Tata yang merupakan salah satu anak H. Darip menyatakan telah belajar silat sejak masih muda, sekitar usia 8-9 tahunan. Ia menyatakan sang baba mendidiknya sangat keras dalam hal maen pukulan. “Tak hanya ilmu agama yang baba tekankan, tapi juga maen pukulan. Meski saya cewek, wajib maen pukulan,” ujarnya, Selasa (16/11).

Salah satu ciri khas ajaran yang ia ingat pesan maen pukul dari sang baba, adalah selalu mawas terhadap mata lawan. Pasalnya, dari mata lawanlah terpancar titik mana yang akan menjadi sasaran. Dan, secepat kilat tangan bisa menangkis ataupun memukul lawan.

Layaknya gerakan monyet. Gesit dan mematikan. Seperti itulah kiranya gerakan-gerakan dalam maen pukulan H. Darip. Maen pukulan ini memiliki 12 jurus, yakni Jurus Satu, Jurus Dua, Jurus Tiga, Empat Persegi, Empat Dobel, Binti Atas, Binti Bawah, Binti Dobel, Tiga Manis, Ansena, Monyet Satu, dan Monyet Dua.

Kendati mematikan layaknya maen pukulan yang digunakan untuk perang di masa tempo dulu. Zulfiqor, cucu H. Darip menyatakan beberapa jurus justru memiliki nilai estetis yang tinggi. Misalnya, pada jurus Ansena yang terkesan seperti tarian. Jurus-jurus seperti ini sangat cocok dalam pertunjukan kesenian Palang Pintu.

Terinspirasi dari Mimpi, Beginilah Maen Pukulan H. Darip

Jurus-jurus dalam maen pukulan itu, sambung lelaki yang akrab disapa Bang Enjung ini diperoleh dari gerakan ayam dan monyet mimpi H. Darip semasa hidupnya. Tak ayal, jika banyak gerakan yang menyerupai dua hewan tersebut.

Sudah lazimnya murid yang belajar maen pukulan atau silat harus mengijazahi pada pendahulu. H. Darip, sambung Bang Enjung selalu menyuruh anak cucunya untuk mengijazahi pada Pangeran Kuncung. “Pangeran Kuncung ini juga masih misterius, kita belum tahu, misterius. Baba juga belum sempat ngasih tahu,” ujar dia.

Seperti halnya maen pukulan lain yang memiliki ritual tradisi khusus. Begitu pula dengan maen pukulan H. Darip ini yang mewajibkan setiap calon murid membawa sepasang ayam. “Nantinya ayam-ayam ini mengurut bagian-bagian tubuh murid,” imbuh pria berkacamata ini.

Adapun pijat dengan ayam di sini maksudnya adalah ayam yang masih hidup benar-benar mengurut anggota tubuh calon murid. Tujuannya agar gerakan tangan dan kaki semakin luwes.

Baca Juga: Wajib Diurut Ayam Sebelum Belajar Maen Pukulan Haji Darip

Sementara, H. Saiful Hadi, cucu Haji Darip yang lain menegaskan pentingnya keluarga untuk menjaga dan melestarikan maen pukulan H. Darip. “Bukan sekadar sebagai warisan keluarga, tapi agama, budaya Betawi dan Negara. Karena H. Darip ini pahlawan Negara,” kata dia.

Wejangan paling penting untuk setiap calon murid yang akan belajar maen pukulan dari sang kakek yakni sikap ketawadu’an pada guru. Tempo dulu, calon murid yang akan belajar silat diharuskan berkunjung ke rumah atau kediaman sang guru tanpa pandang status sosial calon murid. “Jadi bukan guru yang menyambangi murid. Tapi inti silat ada di situ, ketawadu’an kita pada guru,” pungkas dia.

Ramadani Wahyu

1 Response

Leave a Reply

SEKRETARIAT REDAKSI

Jl. H. Sa’abun No.20, Jati Padang, Ps. Minggu, Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12540.