Jejak Pengaruh Kuliner Portugis di Kampung Tugu

Jejak Pengaruh Kuliner Portugis di Kampung Tugu

Senibudayabetawi.com – Kedatangan Portugis ​ke Indonesia, khususnya Betawi pasca kekalahan di Ternate oleh putra Sultan Harus pada 1590 tak sekadar mencari rempah-rempah. Akan tetapi turut memberi pengaruh agama hingga pada keragaman kuliner. Seperti halnya pemakaian rempah-rempah berupa pala, lada, dan cengkeh dalam hidangan Betawi yang berasal dari pengaruh kuliner Portugis.

Pengaruh lain yang masih melekat yakni teknik memasak. Jika biasanya orang Indonesia akrab dengan makanan gorengan maka bangsa Portugis terbiasa dengan bumbu dibakar dan disangrai sebelum dicampur dalam racikan masakan. Dalam kuliner Betawi, terdapat bumbu-bumbu tertentu yang harus dibakar saat pengolahannya. 

Menariknya, pengaruh kuliner bangsa Portugis sangat mencolok di Kampung Tugu, Koja, Jakarta Utara menjadi saksi sejarah Portugis. Berdasarkan catatan sejarah, setelah merebut koloni-koloni Portugis pada tahun 1641, VOC turut membawa mereka ke Batavia. Orang Kampung Tugu dijadikan budak untuk membangun kota. Setelah itu, pada awal abad ke-17, VOC resmi memerdekakan kaum bernama ‘Mardijkers’ dengan syarat harus memeluk agama Protestan.

Tepatnya di Kampung Tugu inilah, kaum Mardjikers membangun tradisi uniknya sendiri. Melansir Batavia 1740: Menyisir Jejak Betawi, keturunan Portugis ini kemudian berkreasi menciptakan makanan khas yang setelah itu berlanjut menjadi kuliner Betawi. Contohnya, gado-gado, yang konon berasal dari bahasa Portugis ‘gadu’ yang berarti mirip makanan untuk ternak karena dicampur jadi satu. 

Pindang Bandeng Masih Eksis

Adapun saat ini makanan khas Betawi yang masih mendapat sentuhan ‘Mardijikers’ yakni hanya tinggal pindang bandeng serani. ‘Serani’ berasal dari kata Nasrani atau pemeluk agama Katolik. Orang Portugis dikenal suka makan-makanan berbau ikan, demikian pula diikuti oleh masyarakat Kampung Tugu. 

Selain itu, masyarakat Kampung Tugu juga mempunyai menu sayur asam, yang asamnya berasal dari cuka. Isi di dalamnya pun sangat unik. Sayur asam yang biasa terdiri atas kacang panjang, melinjo dan labu justru diisi kentang dan pasta. 

Disamping hidangan, pengaruh Portugis ada pada kosakata Bahasa Indonesia terkait kuliner. Diantaranya kata keju (aquijo), kerapu (carapau), terigu (terigo), kaldu (caldo), bolu (bolo), limau (limão), mentega (manteiga) dan tapioka (tapioca).

2 Responses

Leave a Reply

SEKRETARIAT REDAKSI

Jl. H. Sa’abun No.20, Jati Padang, Ps. Minggu, Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12540.