Senibudayabetawi.com – Memburuknya kualitas kesehatan di Batavia sejak zaman VOC hingga pemerintah kolonial Belanda yang diikuti dengan banyaknya wabah memicu pembangunan pendidikan kesehatan di Batavia.
Diketahui di Batavia ada berbagai jenis wabah, termasuk malaria, kolera, hingga diare yang menelan banyak korban. Terlebih, pelayanan kesehatan saat itu hanya dinikmati oleh kalangan terbatas seperti militer hingga para pegawai di pemerintahan. Sementara, masyarakat kecil menjadi korban.
Melansir Perkembangan Sekolah Kedokteran Stovia Di Batavia 1902-1927 yang diterbitkan oleh Universitas Yogyakarta, Dr. W. Bosh mengusulkan untuk mendidik pemuda Jawa menjadi tenaga kesehatan. Mengacu pada Keputusan Pemerintah No 22, pada 2 Januari 1849 maka didirikanlah sekolah “Ahli Kesehatan” yang disebut “Sekolah Dokter Djawa” di Weltevreden pada 1851.
Lulusan Sekolah Dokter Jawa pada awalnya bekerja sebagai “Mantri Cacar”. Namun, saat masa pendidikan berubah menjadi tiga tahun, mereka dipernolehkan membuka praktek sendiri. Lulusan yang dihasilkan sejak tahun 1864 banyak yang bekerja pada Pemerintah Belanda dengan status pegawai rendahan.
Politik Etis Berpengaruh pada Reorganisasi Pendidikan Kedokteran
Dalam perkembangannya, sejak dijalankannya Politik Etis Belanda, terdapat kemajuan pesat dalam pendidikan dibanding sebelumnya. Lahirnya politik etis mencetuskan ide pembaharuan terhadap Sekolah Dokter Jawa yang didasarkan pada usulan Dr. H. F. Roll pada Mei 1898 tentang reorganisasi pendidikan kedokteran.
Pada tahun 1902, Sekolah Juru Kesehatan Bumiputra atau Dokter Jawa (School voor Inlandsche Geneeskundigen) ditingkatkan menjadi Sekolah Dokter Bumipura (School toot Opleiding van Inlandsche Arsten-STOVIA). Perubahan tersebut terjadi karena adanya penyempurnaan pendidikan sehingga tidak lagi menghasilkan Dokter Jawa tetapi Inlandsche Arts.
Selanjutnya pada tahun 1913 berubah lagi menjadi School toot Opleiding van Indische Arsten (STOVIA) dan lulusannya berubah menjadi menjadi Indisch Arts. Adanya perubahan tentunya juga mempengaruhi kualitas lulusan yang lebih baik dari sebelumnya.
Menariknya, ada beberapa syarat khusus pelajar STOVIA. Misalnya, pelajar STOVIA diharuskan tinggal dalam asrama yang menerapkan disiplin sangat ketat, semua kegiatan sudah terjadwal sejak pagi sampai malam hari dibawah pengawasan pengurus asrama yang disebut suppoost.
Pada perkembangan dunia pendidikan kesehatan di Batavia merupakan tempat pertama kali dimana didirikannya sekolah kedokteran. Adanya pendidikan kedokteran pada masa kolonial nantinya mempunyai peran penting bagi perkembangan masyarakat di Hindia Belanda. Tak hanya pada bidang kesehatan, tapi politik, ekonomi, hingga budaya.