Tembok Kota Batavia pada Abad ke 17

Tembok Kota Batavia pada Abad ke 17

Senibudayabetawi.com – Jakarta yang dulu bernama Batavia, Ibukota Indonesia sekaligus kota metropolitan sebagai pusat perdagangan di Nusantara. Namun, ternyata tak banyak yang tahu bahwa Batavia pada abad ke 17-18 merupakan daerah yang dikelilingi tembok kota (city wall).

Berawal dari pelabuhan Sunda Kalapa, semasa Kerajaan Pajajaran hingga abad 15, kemudian (Kraton) Jayakarta di era Kesultanan Banten abad 16. Hingga akhirnya menjadi Kota Batavia dalam tiga abad terakhir abad 17-19 sebelum akhirnya menjadi Kota Jakarta (abad 20) ketika Indonesia Merdeka.

Pusat Perdagangan

Perebutan kota perdagangan (trading post) saat monopoli perdagangan rempah-rempah, membuat Sunda Kalapa ini menjadi lebih berjaya daripada kota-kota di sekitarnya. Itulah kenapa mulai dari Portugis, Inggris dan akhirnya Belanda berhasil memenangkan jalur monopoli kota ini.

Melansir studi berjudul Tinjauan Historis Mengenai Arsitektur Tembok Batavia, selanjutnya VOC (Vereenigde Oost-Indishce Compagnie, 1602-1799) mendapat hak atas eksplorasi di Hindia Timur, mulai mengembangkan Sunda Kelapa sebagai sebuah kota.

Dengan kota Amsterdam sebagai model bagi rancang bangun kota baru, yang disebut sebagai Permata Timur (Pearl of the East), yaitu Batavia.

Tembok Kota di Batavia

Selain memiliki kanal air dan jalan dengan grid yang cukup jelas, kota ini
dikelilingi tembok kota (city wall) setinggi 5 meter. Kawasan ini juga dilengkapi 15 kubu pertahanan (Bastion). Adapun sepanjang tembok kota yang berbentuk kotak persegi memanjang pada aksis Utara Selatan.

Tembok Kota Batavia ini meneruskan dari Kastil atau Benteng Batavia yang sudah berdiri lebih dulu di ujung muara Sungai Ciliwung di kawasan Sunda Kalapa.

Bentukkan ini memang sudah menjadi ciri bentuk rancang kota di era abad pertengahan, baik di Eropa maupun wilayah jajahan (colonial city) di bawah kekuasaan mereka

Pada akhir abad 18, kondisi keamanan sudah sangat kondusif sehingga memungkinkan Batavia memperluas wilayah hingga keluar tembok kota.

Selain itu, kondisi lingkungan serta sanitasi kota dalam tembok yang
buruk. Itulah kenapa perluasan dan pengembangan kawasan kota baru Weltervreden di selatan penting.

Ini sekaligus membuat kawasan kota lama di dalam tembok kota menjadi semakin ditinggalkan. Kemudian fungsinya seperti halnya Pelabuhan dan pergudangan sebagai kawasan kota penyangga.

Di masa Gubernur Jenderal Deandels ini, pemerintah Hindia Belanda (setelah VOC dibubarkan) mulai menghancurkan tembok kota yang kelilingi kota Batavia lama dan Kastil Batavia. Sebagian besar batu ini digunakan untuk membangun gedung baru di pusat kota baru, Weltevreden.

1 Response

Leave a Reply

SEKRETARIAT REDAKSI

Jl. H. Sa’abun No.20, Jati Padang, Ps. Minggu, Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12540.