Begini Gambaran Permainan Ubrug Betawi Tempo Dulu

Begini Gambaran Permainan Ubrug Betawi Tempo Dulu

Senibudayabetawi.com – Kesenian yang berkembang di Betawi juga terpengaruh dari berbagai daerah penyangga di sekitarnya, termasuk Banten dengan seni Ubrugnya. Ubrug Betawi merupakan seni pertunjukan yang memadukan unsur tradisi komedi, musik, gerak serta sastra

Diketahui bahwa seni ini telah berkembang di beberapa wilayah di Banten, seperti Cikeusal, Pagelaran, Pandeglang, Leuwi Damar serta Panimbang. Adapun salah satu kelompok seni pertunjukan Ubrug tertua yakni bernama Grup Cantel di Kota Serang. 

Secara harfiah, Ubrug ini dalam bahasa Sunda memiliki arti tersendiri. Istilah Ubrug bermakna bangunan darurat, tempat untuk bekerja sementara layaknya pesta. Kata Ubrug ini selanjutnya digunakan sebagai nama kesenian. Ini merujuk pada nasib kesenian ini yang kerap berpindah tempat. 

Uniknya, Ubrug juga memastikan bangunan sementara khusus para pemain seninya menyelenggarakan pertunjukan. Nah, berawal dari inilah kemudian masyarakat menyebutnya sebagai Ubrug. 

Versi Lain Ubrug

Versi lain menyebut bahwa Ubrug berasal dari kata Ngagebrug. Ini karena dalam seni pertunjukan Ubrug, semua pemain dan penonton sama-sama menempati satu tempat pementasan atau ngagebrug.

Kesenian ubrug kesenian ini telah dikenal rakyat Betawi pada awal abad ke-20 dengan masa keemasan tahun 1930-an. Awalnya, Ubrug berasal dari daerah Banten Selatan. 

Uniknya, Ubrug merupakan teater rakyat yang dipentaslan di tanah lapang. Ubrug berpentas dengan cara ngamen keliling kampung. Konon, tempo dulu kesenian ini menjadi suguhan tontonan yang popular. 

Bahkan jika masyarakat mendengar tabuhan musik ubrug, mereka segera keluar rumah. Selanjutnya, mereka memastikan keberadaan Ubrug di tanag lapang mereka. Kesenian ini mengumpulkan penonton dengan cara berkeliling kampung untuk mencari tempat pentas. 

Sepanjang perjalanan keliling, musik ubrug (terompet, rebana biang, gendang dan lanter) tidak henti dimainkan. Suara musik pengiring ubrug itu akan menarik perhatian masyarakat untuk datang menonton. Pementasan Ubrug tidak lain dari menunjukan sulap yang dilengkapi peran pendek penuh banyolan (lawakan). 

Adapun untuk gerak sulap berdasarkan pada keahlian tangan dan ilmu gaib. Sulap yang didasarkan ilmu gaib di sebut sulap gedebus. ubrug tidak mementingkan alur cerita yang terpenting banyolan-banyolannya yang tetap menghibur. 

Walaupun begitu kritik sosial dan sindiran tetap diselipkan di antara banyolan itu. ubrug kini sudah punah, tidak ada tokoh yang mencoba menghidupkan kembali. 

Leave a Reply

SEKRETARIAT REDAKSI

Jl. H. Sa’abun No.20, Jati Padang, Ps. Minggu, Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12540.