Gaya Arsitektur Indis di Batavia

Gaya Arsitektur Indis di Batavia

Senibudayabetawi.com – Berbagai gaya arsitektur bangunan Eropa yang telah diadaptasi dengan iklim tropis diimplementasikan dalam penataan kota Batavia. Dalam bentuk bangunan misalnya, pemerintah Hindia Belanda membangunnya bercorak arsitektur Indis.

Ya, diketahui percampuran gaya hidup Belanda dengan gaya hidup pribumi khususnya Jawa ini disebut sebagai gaya hidup Indis. Alhasil, tumbuh suburnya budaya Indis mencuat karena didukung oleh kebiasaan hidup membujang para pejabat Belanda.

Ini mengakibatkan terjadinya percampuran darah yang melahirkan anak-anak campuran dan menumbuhkan budaya dan gaya hidup Belanda pribumi atau gaya Indis.

Gaya ini tak lagi milik orang-orang Belanda, tapi telah menjadi ciri khas tersendiri bagi masyarakat modern di Batavia pada awal abad 20. Salah satu budaya Indis yang paling mencolok yakni dalam gaya arsitektur rumahnya.

Bentuk bangunan rumah tinggal pejabat pemerintahan Hindia Belanda memiliki ciri ciri perpaduan antara bentuk bangunan Belanda dan rumah tradisional disebut dengan arsitektur Indis. Uniknya, bangunan rumah tinggal arsitektur Indis memiliki bentuk bangunan gedung pemerintahan bentuk rumah tradisional Jawa yang ditentukan oleh bangunan atapnya.

Menurut pengertian orang Jawa, pada dasarnya ada empat macam bentuk rumah, yaitu bentuk joglo, bentuk limasan, bentuk kampung, dan bentuk masjid. Selanjutnya, hal ini kemudian berkembang dan semakin banyak.

Bangunan Tempat Tinggal

Khusus bentuk bangunan rumah tempat tinggal dengan ukuran yang besar dan luas dengan perabot yang mewah dapat dipergunakan sebagai tolak ukur derajat dan kekayaan pemilik rumahnya. Selain itu, gaya hidup mereka dapat menjadi lambang prestise dan status sosial yang tinggi. Itu artinya, berbagai macam simbol ditunjukkan untuk memberi gambaran secara nyata antara prestise jabatan, penghasilan yang tinggi dan tingkat pendidikannya.

Bangunan-bangunan bergaya Belanda di Indonesia banyak memperhatikan pada sirkulasi udara dan pencahayaan dengan adanya ventilasi yang lebar dan jarak antara lantai dan plafon yang sangat tinggi Hal ini dikarenakan suhu udara daerah tropis yang lembab dan panas. Mode bangunan seperti ini banyak digunakan oleh para arsitek Belanda. 

Penataan Kota di Batavia

Pada awal Abad 20, di Eropa sedang populer penataan kota taman (garden city) dan Ir. Thomas Karsen adalah salah seorang planolog taman saat itu. Tak heran di Batavia pun muncul peraturan untuk membangun taman-taman kota. Sejak itu bermunculan taman taman kota. Berbagai bangunan cantik diantaranya Wilhelminapark (kini kompleks Masjid Istiglal), Frombergspark (kini Taman Chairil Anwar), Decapark (taman di depan Istana Merdeka).

1 Response
  1. […] Senibudayabetawi.com – Keberagaman masyarakat di Batavia yang tak sekadar dalam hal status, ekonomi dan sosial tapi etnis dan kebudayaan memicu ketimpangan. Namun, perempuan sangat berperan penting dalam menyatukan mereka. Perempuan bahkan berhasil memengaruhi kehidupan orang Eropa dan Tionghoa sehingga membuat kehidupan mereka menyatu dengan kebudayaan di Batavia. […]

Leave a Reply

SEKRETARIAT REDAKSI

Jl. H. Sa’abun No.20, Jati Padang, Ps. Minggu, Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12540.