Menjaga Kuliner dan Jejak Keanekaragaman Hayati di Betawi

Menjaga Kuliner dan Jejak Keanekaragaman Hayati di Betawi

Senibudayabetawi.com – Perkembangan kuliner Betawi sangat bergantung pada jejak keanekaragaman hayati di Betawi. Degradasi kuantitas sumber kuliner di lingkungan lambat laut akan menyebabkan hilangnya keberagaman kuliner. Itu artinya, saat beberapa jenis bahan baku mulai sulit ditemukan maka kuliner yang menggunakan bahan tersebutpun akan hilang dari masyarakat.

Hutan memiliki peranan sentral terhadap keberlanjutan hidup manusia. Pasalnya, selain menyediakan oksigen dan air, juga menyediakan beragam keanekaragaman hayati, termasuk dijadikan sebagai bahan kuliner.

Dalam Ekowisata Kuliner Tradisional Betawi, Dhian Tyas Untara menyatakan kerusakan lingkungan hingga pembangunan pemukiman hingga gedung bertingkat memaksa hilangnya jejak keanekaragaman hayati di Betawi. Nah, kali ini mari kita bahas sejatinya bahan-bahan kuliner apa saja sih yang sangat lekat dengan kehidupan kuliner masyarakat Betawi?

-Secang

Pemilik nama ilmiah Caesalpinia sappan ini merupakan perdu anggota suku polong-polongan (Fabaceae) yang kerap dimanfaatkan pepagan (kulit kayu) dan kayunya sebagai komoditi perdagangan rempah-rempah. Secang merupakan salah satu bahan utama dari pembuatan minuman yang sangat populer yaitu bir pletok. Secang memberikan efek warna merah pada “wine khas Betawi”.

-Bunga Duren

Selain buahnya yang dapat dimakan, masyarakat Betawi juga biasa menjadikan bunga buah durian sebagai bahan masakan. Saat ini, kuliner ini memang sudah jarang ditemukan. Namun, tempo dulu,  bunga duren ditumis dengan tambahan bumbu-bumbu seperti cabai, bawang merah dan bawanng putih.

-Enau atau aren

Pemilik nama ilmiah Arenga pinnata dari suku Arecaceae merupakan palma yang terpenting setelah kelapa karena merupakan tanaman serba guna. Bahan ini merupakan bahan dasar pembuatan tuak. Namun, lambat laun keberadaan minuman tuak Betawi sangat langka karena tumbuhan enau jarang ditemukan.

-Kelapa

Adalah anggota tunggal dalam marga Cocos dari suku aren-arenan atau Arecaceae. Hampir semua bagian dalam tumbuhan ini bermanfaat dan serbaguna, khususnya bagi masyarakat pesisir. Nah, pada masyarakat Betawi buah kelapa memiliki santan yang berguna sebagai bahan pelengkap beberapa makanan. Tak hanya itu, parutan kelapanya juga kerap disajikan di atas makanan seperti pada getuk, kelepon hingga bahan campuran kerak telor Betawi.

-Adas Manis

Tumbuhan ini sejenis tumbuhan berbunga dari famili Apiaceae. Bentuknya sangat kecil dan pipih, berwarna kecoklatan, aromanya harum dan sedikit pedas. Masyarakat Betawi kerap memanfaatkan adas sebagai bumbu dapur dan obat tradisional. Misalnya seperti pembuatan sup dan gulai atau makanan lain yang mengadopsi kuliner timur tengah.

-Jinten

Tumbuhan menjalar ini memiliki biji yang bermanfaat untuk rempah-rempah dan obat-obatan. Jinten memiliki dua jenis, yaitu jinten hitam dan jinten putih. Jinten putih kerap menjadi campuran bumbu baik kuliner Nusantara maupun Betawi. Masakan yang sering menggunakan jinten adalah opor, gulai atau kari.

-Pucung

Masyarakat Betawi menyebutnya sebagai pucung, sedangkan masyarakat di daerah Jawa biasa disebut kluwek atau kepayang. Pucung adalah tumbuan suku dari Achariaceae. Penggunaan Pucung pada masakan akan menghasilkan warna hitam dan rasa yang gurih, dan perlu berhati-hati. Jika terlalu banyak menyebabkan mabuk. Bahan ini biasa digunakan dalam berbagai masakan Betawi mulai dati gabus pucung hingga gurame pucung.

Ramadani Wahyu

Leave a Reply

SEKRETARIAT REDAKSI

Jl. H. Sa’abun No.20, Jati Padang, Ps. Minggu, Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12540.