Etnobotani Tanaman pada Upacara Kematian Adat Betawi

Etnobotani Tanaman pada Upacara Kematian Adat Betawi

Senibudayabetawi.com – Adat Betawi termasuk upacara kematian tak terlepas dari pemanfaatan tanaman dan tumbuhan di sekitarnya. Tumbuhan dan tanaman ini tak sekadar melengkapi tradisi, tapi diyakini memiliki simbol makna tersendiri. Bagaimana pemanfaatan etnobotani tanaman pada upacara kematian adat Betawi ?

Dalam  melaksanakan  upacara kematian setiap adat memiliki uborampe sebagai ciri khas yang membedakan dengan adat lain. Dalam Etnobotani Tanaman Pada Ritual Kematian di Perkampungan Budaya Betawi Setu Babakan, uborampe merupakan berbagai sarana atau perlengkapan untuk melaksanakan dan mendukung jalannya  tata  upacara  adat.

Masyarakat Betawi kerap kali memanfaatkan bunga dalam proses menjalankan ritual adat kematian, Mulai dari bunga melati, mawar dan kenanga. Bunga tersebut berfungsi sebagai wewangian, bunga tabur di makam, dan dirangkai sebagai bunga ronce. Makna dari ronce adalah untuk mengingatkan sekaligus mendidik masyarakat akan tanggung jawabnya di dunia.

Masyarakat Betawi Setu Babakan menggunakan daun pandan sebagai hiasan pada pembuatan ronce dengan cara merangkai bunga-bunga setaman. Selanjutnya ini diletakkan di atas keranda saat jenazah akan dimakamkan. Daun ini juga berfungsi sebagai pengharum saat prosesi pemandian jenazah berlangsung.

Pemandian Jenazah

Selain menggunakan daun pandan, prosesi pemandian jenazah juga menggunakan batang pisang dan tanaman cendana. Biasanya tanaman cendana yang digunakan yakni yang telah dihancurkan seperti bubuk. Jenazah akan dimandikan dengan air tawar dan memakai sabun mandi layaknya orang mandi.

Selesai mandi, makramas, dan masing, mayat disiram dengan air kumkuman. Air ini terbuat dari asap kemenyan dan kayu harum seperti Cendana dengan tujuan agar orang yang meninggal bersih baik fisiknya maupun rohnya.

Tak hanya itu, mereka juga kerap menggunakan dadap (Erythrina subumbrans) sebagai pengharum dalam proses memandikan jenazah di kalangan masyarakat Betawi Setu Babakan. Pemakaiannya sangat mudah, yakni tinggal dicampurkan dengan air mandi jenazah hingga aroma dari daun dadap keluar.

Sementara jenis bunga hiasan lainnya adalah bunga kantil (Micheliasp.)  yang memiliki makna untuk berserah diri. Secara harfiah dapat diartikan bahwa manusia untuk mencapai sesuatu yang luhur harus disertai dengan usaha dan berserah diri pada Tuhan Yang Maha Esa

Tanaman terakhir yang digunakan sebagai pengharum dalam ritual kematian kalangan masyarakat Betawi Setu Babakan yaitu daun bidara (Ziziphus Mauritiana). Dalam agama Islam, tanaman ini disunahkan untuk memandikan jenazah.

Ramadani Wahyu

1 Response

Leave a Reply

SEKRETARIAT REDAKSI

Jl. H. Sa’abun No.20, Jati Padang, Ps. Minggu, Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12540.