Senibudayabetawi.com – Merantau telah menjadi kegiatan yang lazim dilakukan banyak orang dengan berbagai tujuan, mulai dari kuliah, bekerja hingga memulai kehidupan di tempat baru. Seperti halnya banyak orang Jawa, Madura dan Padang yang suka merantau. Namun justru pada orang Betawi jarang merantau pasalnya mereka notabene memiliki rasa kekeluargaan yang erat.
Muasal Rantau
Muasal istilah merantau dari bahasa dan budaya Minangkabau yakni kata “rantau.” Kata ini awalnya merujuk pada wilayah-wilayah yang berada di luar wilayah inti Minangkabau. Namun saat ini, kata merantau berkembang merujuk pada kepergian atau kepindahan orang ke tempat dan kehidupan baru.
Dikutip dari buku Suku Bangsa Dunia dan Kebudayaannya, Pram (2013), orang suku Betawi memiliki karakteristik yang unik, yakni memiliki rasa toleransi yang tinggi dan menyukai bergaul. Ini sangat sesuai dengan karakteristik orang Betawi yang memiliki jiwa sosial tinggi.
Tak hanya itu, bahkan orang Betawi sangat menghargai pluralisme sehingga berbagai ras, etnis dan agama di sekitarnya merasa nyaman hidup berdampingan. Kondisi kekeluargaan yang kental dan telah terbiasa dengan orang berbagai latar belakang membuat orang Betawi jarang merantau ke wilayah lain. Selain itu, saat ini pusat ekonomi Indonesia berada di Jakarta sehingga jarang orang Betawi yang pergi merantau.
Orang Betawi Pernah Merantau
Dalam jurnal berjudul Adaptasi Perantau Betawi : Pemertahanan, Bentuk, dan Perkembangannya, orang Betawi pernah merantau terutama ke Palembang, Sumatera Utara.
Etnis Betawi berpikir bawa kota Palembang merupakan peluang terbaik karena masih luas tanah kosong dan masih sedikitnya orang di Palembang. Menariknya orang Betawi dikenal sebagai “kayu pintar” pada generasi pertama, banyak dari mereka melakukan bisnis untuk mencari nafkah di tang asing.
Para migran etnis Betawi kemudian menyebar ke berbagai daerah lain seperti di Kota Palembang, Kebon Sirih, dan Lorong Jambu. Konon, Kebon Sirih dan Lorong Jambu merupakan semak belukar yang kemudian dibangun oleh para migran Betawi. Lambat laun, menjadi pemukiman Betawi terbesar luas di berbagai tempat. Misalnya, Boom Baru, Pasar Kunto, Tegal Binangun, Plaju 22 ilir, Talang Kerikil, Lebung Gajah.
Ramadani Wahyu