Menelisik Pengaruh Hindu dalam Budaya Betawi

Menelisik Pengaruh Hindu dalam Budaya Betawi

Senibudayabetawi.comPelabuhan Sunda yang diresmikan Kerajaan Pajajaran pada abad ke-12 M merupakan Pelabuhan samudera tempat singgahan kapal-kapal dagang dari mancanegara. Inilah sebagai pintu pembuka jalan berkembangnya akulturasi kebudayaan Betawi, termasuk pengaruh Hindu, Cina, Arab dan Parsi.

Demikian pula seiring kedatangan bangsa-bangsa Eropa pada abad ke-16, pengaruh Barat pun menyusup pada kebudayaan Betawi, seperti Belanda, Inggris dan Portugis. Jika akulturasi budaya luar telah sering dibahas maka kali ini kita akan membahas tentang akulturasi pengaruh kebudayaan Hindu sobat senibudayabetawi.com.

Dalam Upacara Daur Hidup Adat Betawi (1961), Yahya Andi Saputra menyatakan lekatnya pengaruh kebudayaan Hindu terhadap budaya Betawi. Misalnya, kepercayaan pada kesaktian hewan, misalnya macan, buaya, burung serak atau gagak, dan burung merak. Macan dianggap sakti bukan wujud fisiknya, tapi silumannya yang disebut lakbok.

Adapun lakbok adalah nama tempat di Jawa Barat yang diyakini sebagai tempat asal Kerajaan Pajajaran. Golok pusaka Betawi pada umumnya diberi wafak macan. Dengan wafak macan maka segala macam kekuatan telah terserap dalam golok pusaka tersebut.

Pemaknaan Buaya dalam Masyarakat Betawi

Pemberian seserahan dalam upacara pernikahan adat Betawi dilengkapi dengan sepasang roti buaya. Bagi orang Betawi ini merupakan penghormatan atas kesaktian buaya. Pengertian buaya di sini juga bukan dalam hal wujud fisiknya. Buaya dalam pengertian rill, nyata adalah bukan hewan yang harus dihormati meski dikabarkan buaya hanya kawin sekali seumur hidup.

Sebenarnya buaya memiliki sifat penipu, pura-pura tidur dan jika ada mangsa lengah maka akan segera disergap. Buaya dalam pengertian sebagai siluman itulah dipuja. Beberapa sungai di Betawi diyakini dihuni sepasang buaya putih, misalnya di Kali Pondok Labu, Pesanggrahan, Krukut, Cideng, dan Ancol. Pun beberapa setu yang ada di Betawi pernah “ditunggu” siluman ini. Dengan persembahan sepasang roti buaya maka dianggap perkawinan mendapat perlindungan dari kekuatan-kekuatan gaib.

Burung serak atau gagak dimaknai khusus bagi orang Betawi. Burung ini dianggap sebagai penyebab kematian. Jika burung ini hinggap di dahan kayu dan berkicau maka di radius sekitar diperkirakan ada kematian.

Ramadani Wahyu

Leave a Reply

SEKRETARIAT REDAKSI

Jl. H. Sa’abun No.20, Jati Padang, Ps. Minggu, Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12540.