Senibudayabetawi.com – Bulan Syakban merupakan salah satu momen yang paling ditunggu-tunggu masyarakat Betawi. Mereka kerap merayakannya dengan penuh suka cita, termasuk dengan mandi bareng. Pasalnya, dalam bulan Syakban terdapat malam spesial yang memiliki keutamaan, yakni malam Nisfu Syakban.
Tempo dulu di beberapa kampung, seperti di Kampung Kalibata, Gandaria Selatan, Cilandak, dan Condet melakukan kegiatan mandi bareng menjelang malam nisfu syakban. Berbagai persiapan yakni sampo dari merang. Adapun merang dibakar dan abunya digunakan sebagai sampo untuk keramas.
Merang dibakar beramai-ramai pada pagi hari dan abunya digunakan untuk keramas di sore harinya. Uniknya, ada kebiasaan yang khas yakni mengumpulkan air tujuh sumur yang diambil dari tujuh sumur dari kampung itu. Air inilah yang digunakan untuk mandi dan keramas.
Dalam Upacara Daur Hidup Adat Betawi (1961) Yahya Andi Saputra menyebut khusus untuk waktu kegiatan mandi bareng biasanya dilakukan selepas zuhur. Kaum perempuan, mulai dari anak-anak, remaja, hingga ibu-ibu berbondong-bondong pergi ke kali, di kampung Kalibata hingga ke Kali Ciliwung. Mereka mandi bareng sekaligus keramas dengan abu merang.
Pembersihan ini juga bermakna bahwa umat Islam wajib bebersih. Dengan bebersih maka dianggap telah siap melakukan ibadah puasa sebulan penuh. Ini juga kerap dimaknai sebagai bersih jiwa raga, jauh dari perasaan iri, dengki, sombong dan semua sifat buruk lainnya.
Kini kelapangan dada, kerendahan hati, kekompakan, persaudaraan, dan sifat-sifat terpuji lain menjadi pegangan untuk menyambut keutamaan bulan puasa.
Mandi Bareng untuk Kaum Laki-laki
Mandi bareng tak hanya dilakukan kaum perempuan, tapi juga kaum laki-laki. Namun, pelaksanaannya tak bersamaan. Kaum laki-laki biasanya mandi bareng ba’da asar.
Selanjutnya, untuk melaksanakan malam nisfu syakban, orang-orang datang ke masjid atau musala sebelum salat magrib. Upacara dilakukan sehabis salat magrib dan dipimpin oleh kiai atau imam masjid setempat yang dianggap punya otoritas.
Dalam kegiatan malam nisfu syakban hanya diisi dengan pembacaan surat Yasin sebanyak tiga kali. Setiap bacaan diawali dengan doa dan diakhiri dengan doa. Adapun Sebelum pembacaan Yasin, pertama doa yang dipanjatkan adalah mohon diberikan umur panjang untuk beribadah pada Allah.
Berikutnya, permohonan agar diberi rezeki yang banyak dan halal serta dijauhkan dari marabahaya, serta ketiga permohonan agar diberikan ketetapan dan keteguhan iman Islam dan jika meninggal dalam khusnul khatimah. Sementara doa di akhir bacaan surat Yasin sama dengan yang pertama, kedua dan ketiga.
Ramadani Wahyu