Asal Tari Gegot Betawi dan Perkembangannya

Asal Tari Gegot Betawi dan Perkembangannya

Senibudayabetawi.com – Diciptakan sekitar 1935-an, tari Topeng Gegot Betawi, kerap kali ditampilkan dalam pentas teater rakyat Topeng Betawi. Tarian ini merupakan hasil cipta dari Mak Kinang dan Kong Djiun pasca mereka menciptakan tari Topeng Tunggal.

Tampilannya tari Topeng Gegot dalam rangkaian pentas topeng Betawi adalah sebagai penanda bahwa pertunjukkan Lakon Bapak Jantuk (LBJ) yang menceritakan tentang keluarga Jantuk akan segera dimulai. Saat diciptakan, gerakan tari ini tak dibakukan, sifatnya anonim yakni tak mempunyai bentuk tarian yang khusus.

Pertunjukkan Tari Gegot Betawi

Dalam Pertunjukkan Tradisional DKI Jakarta (2020), Hendra Syafriady menyebut tari topeng Gegot dibawakan penari dengan topeng berwarna putih. Ia menari mengikuti lagu yang syairnya berbentuk sajak dan gerakannya mengikuti sajak tersebut sehingga gerak tarinya tak menentu serta durasi tarian juga tak jelas.

Setiap kali pentas, gerakan tarinya tidak sama, begitu pula dengan durasinya sebab bergantung dengan panjang pendeknya sajak yang dilagukan. Tarian ini sebenarnya juga diiringi musik, tapi meski sudah ada alat music sebagai pengiring sajak, tapi gerak dan durasi tari ini tetap tak konsisten.

Perubahan dalam Tari Gegot Betawi

Uniknya, tari topeng gegot mengalami perubahan bentuk untuk pertama kalinya di tahun 1973, yakni saat Topeng Betawi dengan lakon Jantuk akan dipentaskan di Gedung Merdeka dalam sebuah Festival di kota Bandung.

Awalnya, tari topeng Tunggal menjadi tarian pembuka, tapi Mak Kinang dan Kong Jiun yang terbiasa membawakannya secara duet merasa tak sanggup lagi membawakannya karena faktor usia. Tari topeng gegot selanjutnya diputuskan sebagai penggantinya, tapi kemudian muncul kebingunan karena sejak awal tari topeng Gegot dibawakan tanpa gerak yang kaku.

Akhirnya, anak-anak Mak Kinang dan Kong Jiun (Kisan, Warta, Haji Dali) menata ulang gerak dan alur tari berdasarkan gerakan yang sudah ada, serta mulai menggunakan hitungan agar kelak dapat dipelajari peran laki-laki yang menggunakan topeng Jingga.

Makna Topeng dalam Tari Gegot

Adapun properti topeng yang digunakan dalam tarian ini mewakili dua perbedaan karakter utama, topeng Panji berwarna putih sebagai sifat baik dan lembut, dan topeng jingga berwana merah sebagai manusia jahat serta berkarakter gagah.

Tari Gegot juga kerap dimaknai sebagai penggambaran ketertarikan seorang laki-laki terhadap kecantikan dan kelembutan perempuan. Untuk kali pertama Haji Dalil dan Benih membawakan tari Topeng Gegot berpasangan yang dipentaskan di Gedung Merdeka. Seiring berkembangnya waktu, tari topeng Gegot mulai kerap dibawakan berpasangan dengan jumlah beberapa pasang sehingga lebih menarik untuk ditonton.

Tarian ini juga mengalami perkembangan. Tepatnya tahun 2000-an, seluruh gerakan tari Topeng Gegot mulai dibakukan, termasuk latar belakang dan makna di dalamnya. Ini bertujuan agar tak ada perbedaan serta kesimpangsiuran dalam gerakan tari Topeng Gegot sebab sudah banyak sanggar tari Betawi banyak yang membawakannya.

Perkembangan Tari Gegot pada Generasi Kedua

Selanjutnya tarian ini dilestarikan oleh generasi kedua, yakni Kartini Kisam, berjuluk maestro dari tari Topeng Betawi. Ia juga berperan penting dalam proses pembakuan gerakan tari Topeng Gegot ini. Ia tak sendiri, tapi dibantu oleh saudara-saudaranya seperti Entong Kisam dan Atit Supriyatin.

Selanjutnya pada 2004, tari Topeng Gegot berubah menjadi seperti asalnya, yakni tarian yang dibawakan oleh tarian perempuan mengenakan topeng putih. Alasannya, karena usia penari laki-laki generasi kedua Topeng Betawi yang sudah tak bugar lagi, sedangkan peminatnya sangat kurang.

Imbasnya, tari Topeng Gegot jarang ditampilkan secara berpasangan. Kendati demikian, bentuk tari ini tetap tarian kelompok berpasangan meski kerap dibawakan penari perempuan dengan topeng putih.

Perubahan dalam tari Topeng Gegot tak serta merta mengubah gerakan aslinya, tapi hanya menyesuaikan saja. Kreasi rias dan busana juga diperbolehkan dengan syarat tak merusak dan mengubah wajah karakter serta bentuk asli tari Topeng Gegot yang asli.

Busana dalam Tari Gegot

Adapun busana yang dikenakan tarian ini tak berbeda jauh dengan penari Topeng lain. Kebaya ropen dengan pola tiga warna di bagian ujung lengan dan bawahnya kain batik Betawi. Selain itu, juga ada toka-toka dengan dua bidang kain yang dipasangkan melintang membentuk huruf X di bagian dada penari.

Sementara “ampreng” dikenakan di bagian pinggang untuk menutup bagian perut ke bawah. Adapun “Andong” berfungsi untuk menutupi panggul hingga bagian belakang lutut. Dua buah selendang yang disangkutkan di bagian pinggang, satu selendang berfungsi sebagai perlengkapan tari, sedangkan satu lagi sebagai aksesoris busana.

Bagian rambut berupa konde cepol dan memakai “kembang topeng” hiasan kepala khas penari Topeng Betawi. Alat musik yang digunakan adalah “gamelan topeng” yang terdiri dari gendang, ancang kenong berpencong tiga, rebab, kecrek, gong dan kempul.

Ramadani Wahyu

Leave a Reply

SEKRETARIAT REDAKSI

Jl. H. Sa’abun No.20, Jati Padang, Ps. Minggu, Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12540.