Senibudayabetawi.com – Jika tari Belenggo dimainkan oleh para penari lelaki, tari Lenggo Jingke justru dimainkan oleh perempuan. Kendati demikian, tari Lenggo Jingke terinspirasi dari tarian Belenggo. Tari Lenggo Jingke merupakan tari kreasi baru yang diciptakan oleh Abd. Rachem berdasarkan pola gerak tari tradisi Belenggo.
Tari Lenggo Jinke merupakan tari kreasi baru dan bernuansa Islami. Adapun Lenggo artinya goyang atau tari dan Jingke artinya jinjit. Karena tari ini berasal dari khasanah tari tradisi Betawi yang bernuansa erat dengan tarekat maka suasana yang terbangun pada keseluruhan tari itu sangat Islami. Bahkan pada pertunjukkannya, tarian ini hanya dipentaskan oleh penari perempuan secara berkelompok.
Sementara, tari Belenggo merupakan tarian yang lekat bernapaskan keagamaan dan telah ada sejak zaman pemerintahan kolonial Belanda. Tarian ini kebanyakan berkembang di daerah Manggarai Jakarta Selatan.
Adapun kata blenggo memiliki arti tari sedangkan diblenggoin berarti ditarikan. Blenggo merupakan tarian yang sebagian kecil gerakannya diambil dari kembangan maupun intisari dalam silat Betawi dan silat Tatar Pasundan. Meski demikian, tarian ini tak memiliki pola gerakan baku, dan bergantung pengetahuan gerakan maen pukulan si penari. Itu artinya, tarian ini harus dibawakan oleh orang yang ahli dalam maen pukulan Betawi.
Ciri khas dari tarian Belenggo yakni kerap dimainkan para penari lelaki dengan gaya seperti silat dengan sikap badan agak membungkuk. Tak hanya itu, para penari juga memiliki langkah-langkah pendek, berputar ke sana kemari. Bisa dibilang bahwa tari Belenggo biasanya ditarikan penari yang ahli dalam silat diikuti musik bernuansa Islami.
Dalam membawakan blenggo, gerakan penari dengan latar belakang pencak silat Sitembak berbeda dengan penari yang berlatar belakang pencak silat Cimande. Itu artinya, semua gerakan bergantung gerakan improvisasi para penari dalam mengatur ritme tarian.
Ramadani Wahyu