Kukuruyuk Ayam, Permainan Tradisional Betawi Tiru Suara Ayam

Senibudayabetawi.com – Saat ini, lebih banyak anak-anak yang lebih memilih bermain gadget dibanding terlibat dalam permainan tradisional Betawi. Padahal, permainan tradisional itu justru berdampak baik dalam tumbuh kembang anak, termasuk kemampuan motorik.

Nah, kali ini sobat senibudayabetawi.com, kita akan membahas tentang salah satu permainan tradisional Betawi bernama kuruyuk ayam. Seperti halnya permainnya yakni pemain menirukan suara ayam jantan berkokok alhasil nama permainan ini bernama kuruyuk ayam.

Dalam buku Permainan Tradisional Anak Betawi (2011), permainan tradisional ini tersebar di beberapa wilayah seperti di daerah Condet (Jakarta Timur), Sudimara, Cileduk dan Kebayoran Lama (Jakarta Selatan).

Tak hanya itu, ada juga yang menyebut istilah lain permainan ini, yaitu adu ayam dan pemainnya adalah anak laki-laki belasan tahun.

Permainannya terdiri dari dua kelompok dengan anggota tak terbatas. Peralatannya berupa tanah luas dan dua kain sarung. Dalam regu ini telah ditetapkan lawan-lawan yang sepadan dan masing-masing regu memiliki bebato.

Uniknya, yaitu cara bermain dalam permainan ini yaitu dimulai saat bebato menunjuk anggota regunya untuk dikurung dalam sarung dan jongkok. Salah satu ujung sarungnya diikat. Kedua, bebato membawa kurungan sarung menuju garis batas dan berhenti. Anggota yang dikurung berkokok menirukan suara ayam jantan.

Kemudian kedua bebato berunding; kemudian kurungan diangkat. Jika kondisi jago sebanding maka permainan dimulai. Dan jika tak sebanding maka diganti yang sibanding. Selanjutnya, kedua jago beradu kedua telapak tangan dan satu kaki ditekuk ke belakang.

Lalu mereka saling mendorong untuk menjatuhkan, tapi tak boleh melewati garis batas. Pemenang adalah yang dapat menjatuhkan dan dapat diadu lagi dengan lawan lain.

Ramadani Wahyu