Pemain Tonil Sambrah Tempo Dulu Khusus untuk Laki-laki

Pemain Tonil Sambrah Tempo Dulu Khusus untuk Laki-laki

Senibudayabetawi.com – Tempo dulu, para pemain tonil Sambrah tak mendapatkan honor karena mereka bermain sekadar untuk mencari hiburan dan menyalurkan hobi. Tak hanya itu, seluruh pemain tonil Sambrah laki-laki. Sebab, dalam pengertian mereka, perempuan tak diperbolehkan bergabung.

Dalam Mengenal Seni dan Budaya Betawi (2002) oleh Hermansyah dan Iwan Solihin, sambrah berasal dari bahasa Arab, samarokh yang artinya berkumpul atau pesta. Oleh orang Betawi, kata ini diucapkan menjadi Sambrah. 

Sambrah menjadi jenis kesenian musik atau orkes sambrah dan tonil Sambrah. Orkes ini melakukan pentas di tempat ada orang berkumpul untuk memeriahkan pesta. 

Tonil Sambrah merupakan pengembangan teater kebangsaan dan komedi stambul. Menurut Dr. Pigaude, tonil Sambrah telah muncul di Betawi sekitar tahun 1918. Tonil Sambrah termasuk kesenian yang lengkap, sebab dalam pentasnya tergabung jenis kesenian musik, pantun, lawak dan lakon.

Tahun 1920, diketahui bahwa ada perkumpulan tonil Sambrah yang pernah membawakan lakon seperti Cik Siti, Tangis Di Mamat, Kasim Baba, Ujan Panas, hingga Ibu Tiri. 

Cerita-cerita ini berbahasa Melayu tinggi dengan kosakata Melayu Riau yang cukup menyolok. Kendati demikian, bahasa ini diucapkan dengan lafal Melayu Betawi. Adapun tonil Sambrah sangat fleksibel dalam pertunjukan dan dapat pentas di atas panggung dan di luar panggung. 

Personil Tonil Sambrah Tempo Dulu Laki-laki

Seluruh pemain tonil Sambrah umumnya yaitu laki-laki. Sebab, dalam pengertian mereka, perempuan tak diperbolehkan bergabung dengan laki-laki, bahkan hukumnya haram. 

Adapun kostum yang dipakai sesuai dengan yang dipakai saat itu. Jika mereka memakai pakaian kondangan maka pakaian itulah yang jadi kostum. Istilahnya, mereka tampil spontan apa adanya. 

Seiring perkembangannya tahun 1940-an, khususnya saat masa pendudukan Jepang, tonil Sambrah menghilang. Namun pada 1950-an, kesenian ini muncul kembali dengan nama Orkes Harmonium. Tonil Sambrah sesudah kemerdekaan ditata lebih rapi dan dikemas seperti halnya persiapan pementasan teater. 

Selain itu, pemain perempuan juga sudah boleh ikut dalam meramaikan pementasan. Adapun tokoh-tokoh yang pernah mempopulerkan kembali tonil Sambrah yaitu Firman Muntaco, M. Zein, Sarmada, Harus Rasyid dan M. Ali Sabeni

Ramadani Wahyu

Leave a Reply

SEKRETARIAT REDAKSI

Jl. H. Sa’abun No.20, Jati Padang, Ps. Minggu, Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12540.