Senibudayabetawi.com – Batik Betawi sebelum perang terkenal dengan batik kasarnya, warnanya sama dengan batik Banyumas. Sebelum Perang Dunia I, bahan-bahan baku yaitu bahan cambric sudah dikenal dan pemasaran hasil produksinya di Pasar Tanah Abang dan dan daerah sekitar Jakarta.
Dalam Mengenal Seni dan Budaya Betawi (2002) oleh Hermansyah dan Iwan Solihin, pembatikan di Jakarta dikenal dan berkembangnya bersamaan dengan daerah-daerah pembatikan lainnya yakni kira-kira akhir abad XIX.
Perkembangan batik ini awalnya dibawa oleh pendatang-pendatang dari Jawa Tengah dan mereka bertempat tinggal kebanyakan di daerah-daerah pembatikan.
Adapun daerah pembatikan yang dikenal di Jakarta tersebar di berbagai wilayah seperti dekat Tanah Abang seperti Karet, Bendungan Ilir, Udik, Kebayoran Lama hingga daerah Mampang Prapatan dan Tebet.
Jakarta sejak zaman sebelum perang dunia I telah menjadi pusat perdagangan antar daerah Indonesia dengan pelabuhannya Pasar Ikan yang sekarang. Setelah Perang Dunia I selesai, proses pembatikan cap mulai dikenal dan produksi batik meningkat maka banyak pedagang batik mencari daerah pemasaran baru.
Pasaran untuk Tekstil dan Batik di Jakarta
Daerah pasaran untuk tekstil dan batik di Jakarta yang terkenal adalah Tanah Abang, Jatinegara, dan Jakarta Kota.
Sementara Tanah Abang menduduki sebagai pasar batik terbesar karena merupakan pertemuan antara produksi batik dari berbagai wilayah mulai Solo, Yogya, Banyumas, Ponorogo, Pekalongan, Ciamis hingga Cirebon. Adapun pedagang- pedagang batik didominasi oleh kalangan Cina, Arab, dan penduduk Betawi.
Pengusaha-pengusaha batik mulai bermunculan setelah Perang Dunia I, terdiri atas bangsa Cina. Sementara para buruh batiknya didatangkan dari daerah pembatikan Pekalongan, Yogya, hingga Solo. Adapun bahan-bahan baku batik yang digunakan merupakan hasil tenunan sendiri dan obat-obatannya hasil ramuan sendiri dari bahan-bahan seperti kayu mengkudu, pace, hingga kunyit.
Ciri Motif Batik Betawi
Selama ini, batik identik dengan budaya dari Jawa. Namun, jangan salah bahwa di Betawi juga memiliki batik dengan ciri khasnya tersendiri yang tak kalah istimewa.
Motif dan batik Betawi terbagi menjadi beberapa jenis diantaranya yaitu Ondel-ondel, Nusa Kelapa, Ciliwung Rasamala dan Salakanegara. Adapun motifnya lebih banyak bercirikan khas Betawi seperti alat musik tanjidor, Gambang Kromong, ondel-ondel dan kota kuno.
Ciri khas kain batik Betawi yakni kain sarung dengan menonjolkan motif tumpal. Motif ini yaitu berbentuk geometris segitiga sebagai barisan yang memagari bagian kepala kain dan badan kain. Saat dikenakan, Tumpal harus ada di bagian depan. Motif burung Hong juga masuk dalam ciri khas batik Betawi sebagai perlambang kebahagiaan.
Ramadani Wahyu