Senibudayabetawi.com – Batik Betawi “Punya Cerite” – Tempo dulu, orang-orang Betawi bercerita tentang “kampung” mereka lewat batik. Mereka “rindu” ondel-ondel, kembang kelapa, “ngangon kebo” demenan di bawah pohon sawo, hingga kerak telor.
Betawi masa lalu dan kini tumpah di atas pelangi kain-kain batik di ruang tamu Ernawati di Kampung Kebon Kelapa, Tarumajaya di perbatasan Bekasi, tak jauh dari situs rumah Si Pitung.
Di selembar batik biru, Tugu Monas menjulang berkelir jingga. Di helai kain kain muncul pula Jembatan Semanggi sebagai ikon metropolitan Jakarta.
Namun, dalam kain-kain batik itu tersimpan pula kepingan ingatan masa lalu orang-orang Betawi. “Nah, ini gambar demenan,” ujar Ernawati dikutip dari Cerita Batik di Tanah Betawi Kamis (1/2).
Perempuan Betawi itu menggelar batik merah cerah dengan gambar dia sejoli. “Zaman dulu, anak-anak Betawi bilang pacaran itu demenan, hehe,” imbuh dia.
Ragam Motif Batik Betawi
Ada pula motif seperti nglajo atau merantau dari kampung ke kampung mencari padi, nandur, musik Betawi tanjidor, demprak (permainan anak), kawasan Setu Babakan, dan ngangon kebo.
Ernawati memilih corak khas yang menggambarkan Betawi dan Kota Jakarta. Corak itu diabadikan ke dalam bentuk cap besi. Puluhan cap batik Betawi terpajang di dinding bengkel kerja.
Pembuatan batik Betawi serupa dengan batik lain. Corak dijiplak ke atas kain. Kemudian pembatik “menembok” alias memagari gambar dengan lelehan lilin batik alias malam yang dialirkan melalui canting.
Malam ini akan menghalangi zat pewarna masuk ke kain nantinya. Ada pula motif yang dibuat dengan cap walaupun pengisian detail biasanya dibantu canting.
Kemudian, kain dicelupkan ke pewarna. Saat kain berwarna itu dicuci dengan air panas, malam akan luruh dan menyisakan corak. Jika menginginkan batik lebih dari dua warna, sebagian corak bakal dilapisi malam kembali dan diwarnai berbeda.
Ernawati Bergelut dengan Batik
Diketahui Ernawati memulai Seraci Batik Betawi beberapa tahun lalu. Ketertarikan awalnya bermula saat ia menempuh pendidikan SMA dan kursus mode di Semarang, ikut tantenya yang menikah dengan lelaki asli Semarang. Di kota itulah ia belajar membatik.
Bahkan, ia pernah menjadi juara satu mencanting se-Semarang pada tahun 2007. Setelah selesai menuntaskan pendidikan, ia kembali ke Kampung Kebon dan mulai terpikir membatik dengan motif khas Betawi.
Bagi orang Betawi, batik bukan lah sekadar lembaran kain bertulis malam yang ditorehkan dengan penuh curahan rasa dan cinta. Lewat lembaran kain batik, orang Betawi menajamkan kesadaran akan identitas etnisnya. Entitas suku yang terbentuk dari peleburan kemajemukan yang ekstrem.
Usaha perbaikan di Jakarta cukup ramai pada periode 1960-an hingga 1970-an. Ratusan perusahaan batik yang beroperasi tersebut tersebar di beberapa sentra usaha batik, seperti Karet Tengsin, Karet Semanggi, Setiabudi, Palmerah dan Kebayoran Baru.
Ramadani Wahyu
[…] – Batik Betawi sebelum perang terkenal dengan batik kasarnya, warnanya sama dengan batik Banyumas. Sebelum Perang […]