Senibudayabetawi.com – Budaya Betawi berpotensi besar menjadi K-Pop. Ini disampaikan oleh Kepala Pusat Riset Manuskrip, Literatur, dan Tradisi Lisan BRIN Sastri Sunarti guna mengatasi keterpinggiran budaya Betawi.
“Pendekatan baru dipertimbangkan untuk memperkuat identitas lokal masyarakat Betawi dan mengatasi perasaan keterpinggirkan yang mungkin dirasakan,” ujar dia dalam siaran persnya, Kamis (22/2).
Ia juga menegaskan perlunya melakukan riset-riset terkait budaya ini, dengan melibatkan pemerintah, lembaga budaya dan masyarakat Betawi itu sendiri.
Dalam paparannya terkait pelestarian budaya Betawi di era modern, bahwa budaya Betawi sering kali terpinggirkan pada masa Orde Lama (Orla) dan Orde Baru (Orba). Adapun pemerintah masa itu cenderung menonjolkan keberagaman etnis dengan mengabaikan keberadaan budaya lokal seperti budaya Betawi.
Namun, ia menegaskan perlunya pendekatan ulang terhadap pelestarian budaya Betawi dalam konteks perkembangan Jakarta sebagai kota global.
Sastri juga menyoroti tantangan dan peluang yang dihadapi masyarakat Betawi. “Salah satu langkah yang bisa diambil adalah mengembangkan industri kreatif sebagai cara mempertahankan budaya dan menciptakan mata pencaharian baru di tengah perubahan ekonomi,” tambahnya.
Ia menyebut perlunya memberikan penguatan skill atau keterampilan untuk mendorong kreatifitas dalam membangun ekonomi dan industri kreatif berbasis kebudayaan lokal.
“Mengenai pembinaan generasi muda saya kira ini juga sudah banyak dilakukan tapi mungkin lebih memberikan dan menguatkan lagi skill kepada mereka. Misalnya seperti Jepang atau Korea dengan budaya-budaya K-popnya,” terang dia.
Pengembangan Kebudayaan Kerap Menghabiskan Anggaran
Menurut Sastri, pengembangan kebudayaan saat ini lebih dipandang kerap menghabiskan anggaran. Padahal, dengan gaya yang seperti Ananta Rupa ada satu perusahaan anak muda yang mengambil dari riset kami tentang misalnya ikon budaya dari Majapahit kemudian menjadi game war yang sangat keren dan mampu mendapatkan penghasilan .
“Jadi budaya bukan berarti tidak ada duitnya, sering kali kita berpikir budaya ini cuma menghabiskan duit, tapi kalau sebenarnya diolah ternyata budaya itu sangat kaya menurut saya. Nah ini potensi ini yang harus digali kembali,” ungkapnya.
Sastri juga menyoroti tantangan dan peluang yang dihadapi masyarakat Betawi. “Salah satu langkah yang bisa diambil adalah mengembangkan industri kreatif. Sebagai cara mempertahankan budaya dan menciptakan mata pencaharian baru di tengah perubahan ekonomi,” tambahnya.
Potensi Riset Kearifan Budaya Betawi
Dalam paparannya, Sastri juga membahas potensi riset terkait arifan lokal, seni, dan tradisi budaya Betawi. Dia menyoroti pentingnya pembinaan generasi muda dengan memberikan keterampilan baru, serta mengembangkan potensi ekonomi kreatif melalui penguatan identitas lokal.
Sastri juga memaparkan hasil riset terkait praktik perawatan tradisional yang masih terjaga di masyarakat Betawi. Juga potensi pariwisata budaya yang dapat dikembangkan dari sumber-sumber budaya lokal.
Ramadani Wahyu
[…] Budaya Betawi merupakan budaya mestizo atau campuran budaya dari berbagai etnis. Sejak zaman Hindia Belanda, Batavia (kini Jakarta) merupakan ibu kota Hindia Belanda dan menjadi magnet bagi para pendatang baik dari dalam maupun luar Nusantara. Mengingat wilayah ini tak sekadar menjadi pusat perdagangan tapi berkembang menjadi ‘rumah’ dari berbagai etnis. […]