Kelompok Raden dan Kayi di Masyarakat Betawi Kampung Ceger

Kelompok Raden dan Kayi di Masyarakat Betawi Kampung Ceger

Senibudayabetawi.com – Masyarakat Betawi telah dikenal sebagai masyarakat yang egaliter dan terbuka. Namun, siapa sangka, ada pula lho sobat senibudayabetawi.com masyarakat Betawi yang mengenal sistem kelas sosial. Tepatnya pada orang-orang Betawi di Kampung Ceger, Bekasi.

Sejarah panjang proses keberadaan kaum Betawi sebagai ras Melayu dan hidup di Paparan Sunda menurut Ishak (2012) imbas cepatnya perkembangan bahasa dan kebudayaan bangsa dari Paparan Sunda ini selama satu sampai 2 millenium. Ini artinya bahwa bangsa Melayu adalah bangsa asli yang berasal dari wilayah kepulauan dalam Paparan Sunda yang salah satu dari rumpunnya kaum Betawi.

Multikulturalisme dan pluralisme orang Betawi yang membentuk sebagai masyarakat egaliter memiliki prinsip ekuitas dan ekualitas (kesetaraan dan keadilan). 

Tak berlebihan jika kemudian Ridwan Saidi dalam ‘Orang Betawi dan Modernisasi Jakarta’ menyebut “Tidak ada feodalisme, sehingga susunan masyarakat yang berlapis tidak dikenal di Jakarta”.

Kelompok Raden dan Kayi

Dalam Motivasi Agama dalam Tradisi Arisan di Masyarakat Betawi, secara khusus, orang-orang Betawi di Kampung Ceger dapat dibedakan menjadi dua kelompok besar berdasarkan kategori keturunan yaitu kelompok Raden dan kelompok Kayi. 

Kedua kelompok ini memiliki norma-norma, nilai-nilai dan harapan-harapan yang berbeda. Keberadaannya pun memainkan peran vital dalam struktur sosial masyarakat dan berimbas pada status sosial yang melekat di dalamnya. 

Misalnya, kelompok raden menduduki pelapisan tinggi daripada bukan raden. Orang-orang Betawi dari kalompok raden ini tak hanya memiliki status raden yang berdasarkan pewarisan kehormatan. Akan tetapi juga memiliki status lain berdasarkan pendidikan, kekayaan, kekuasaan dan profesi. Nah, status itu adalah ustadz, guru, pedagang, pengemudi ojek, tukang bangunan. 

Di satu sisi kelompok raden itu memiliki status tinggi karena memiliki dasar kehormatan seperti ustadz dan pedagang. Di sisi lain kelompok raden itu memiliki strata rendah karena berdasarkan kekayaan berada pada posisi rendah seperti raden yang menjadi tukang ojek dan tukang bangunan. 

Khusus kelompok kayi masih ada kaitan dengan kelompok raden tetapi dari jalur ibu atau ratu. Mereka mereka memiliki garis keturunan dengan bapak yang bukan dari kelompok raden. 

Status yang menonjol dari kelompok Kayi adalah pegawai sosial dan pemerintahan. Terdapat beberapa orang Betawi dari kelompok Kayi menjadi staff kelurahan, Ketua RW dan RT. 

Orang-orang Betawi dari kalangan raden dan kayi termasuk kelompok orang sederhana secara material diantaranya, guru, pedagang, pegawai tukang dan petani. Kelompok ini terlihat memiliki rumah biasanya berbentuk gedung, tanahnya tidak luas dan memiliki sepeda motor, keluarga mereka mampun menyekolahkan anak-anaknya sampai SMA.

Namun kelompok ini tidak punya mobil. Hanya beberapa orang yang bergelar raden dan kyai termasuk kelompok orang kaya. Mereka memiliki rumah gedung, mobil, dan menyantuni janda dan anak yatim. 

Ramadani Wahyu

Leave a Reply

SEKRETARIAT REDAKSI

Jl. H. Sa’abun No.20, Jati Padang, Ps. Minggu, Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12540.