Kue Abug Khas Betawi yang Khas Saat Malam Akhir Ramadan

Menikmati Kue Abug Khas Betawi Saat Malam-Malam Akhir Ramadan

Senibudayabetawi.comKue Abug. Kudapan khas Betawi satu ini hanya kerap muncul di hari-hari akhir bulan Ramadan, terutama pada malam-malam ganjil.

Bertekstur lembut bercita rasa gurih dengan isian gula manis, orang Betawi Jakarta biasa menyebutnya dengan kue abuk. Sementara orang Betawi Depok menyebutnya dengan kue abug.

Biasanya tradisi malam-malam ganjil akhir Ramadan, umat Islam semakin intens dalam beribadah. Demikian pula orang Betawi sangat semarak dalam merayakannya. Seperti tradisi malam ketupat atau malam qunut yang dirayakan masyarakat Betawi.

Sementara bagi orang Betawi Depok, malam-malam ganjil diikuti dengan tradisi berbagi yang disebut dengan Ngejot. Masyarakat saling berbagi, terutama bagi para kerabat dan saudara yang lebih tua.

Tradisi berbagi dengan kerabat yang lebih tua kue abug ini merupakan sebagai pelengkap bawaan ngejot rantangan. Adapun isinya antara lain nasi, semur daging atau ikan ayam dan ikan mas ditambah dengan emping, sebagai pelengkap diantaranya ada abug.

Resep Kue Abug

200 gram tepung beras
1 sendok makan tepung sagu
100 gram gula merah
Kelapa parut dari setengah buah kelapa
Garam secukupnya
Daun pisang untuk membungkus

Cara Membuat Kue Abug

1. Campurkan beberapa bahan seperti tepung beras, sagu, garam
2. Sedulah dengan air panas kemudian masukan parutan kelapa dan aduklah hingga benar-benar merata
3. Bagi adonan beberapa bagian, dan tiap adonan adalah 2 sendok kemudian masukan pada daun pisang pembungkus, dan pada bagian tengahnya diberi gula merah yang telah disisir.
4. Jika semuanya sudah kukuslah sampai matang, kira-kira setengah jam

Ramadani Wahyu

Leave a Reply

SEKRETARIAT REDAKSI

Jl. H. Sa’abun No.20, Jati Padang, Ps. Minggu, Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12540.