Senibudayabetawi.com – Sebagai bagian dari kekayaan budaya Indonesia, kain batik bukan hanya sekadar pakaian. Motif batik merupakan bentuk ekspresi yang dapat mencerminkan dan menggambarkan kebudayaan pembuatnya, seperti halnya masyarakat Betawi.
Pada abad ke-19, Jakarta dikenal dengan nama Batavia dan terkenal dengan seni kerajinan batik. Batik Betawi digunakan oleh berbagai kalangan baik kerajaan Belanda, Cina, dan pribumi. Demikian kekhasan motif batik Betawi dipengaruhi oleh pengaruh tersebut. Salah satunya yaitu motif tumbuhan tapak liman.
Motif dalam batik Betawi memiliki ragam dan maknanya masing-masing. Batik betawi mempunyai motif yang lumayan banyak seperti motif ondel-ondel (boneka tolak bala), motif nusa kelapa (sebutan leluhur betawi untuk Jakarta), motif ciliwung (peradaban manusia berasal dari tepian sungai ciliwung), motif rasmala (sebutan untuk pohon jati hindia yang kulit kayunya mengeluarkan bau wangi), dan motif tumbuhan tapak liman.
Motif Tapak Liman dalam Batik Betawi
Tapak liman (Elephantophus scraber LI) juga dikenal sebagai salah satu tumbuhan yang sangat mudah tumbuh. Di beberapa daerah juga sering dinamakan tanaman tutup bumi, tanaman balagaduk.
Selain fungsi tumbuhan tapak liman untuk mengobati berbagai macam penyakit, tumbuhan ini juga dipakai sebagai motif batik Betawi karena tumbuhan ini adalah khas dari adat Betawi.
Penggunaan tumbuhan tapak liman adalah untuk berbagai macam penyakit biasanya yang dilakukan dengan cara pengobatan dalam tubuh, yaitu dengan cara meminum air rebusannya. Sementara bagian yang digunakan yaitu semua tanaman, baik akar, batang, daun, maupun seluruh yang ada di tanaman.
Tapak liman ini juga dijadikan obat tradisional, seperti radang, amandel, influenza, radang tenggorokan, radang mata, radang ginjal yang akut, mengatasi perut yang kembung, hepatitis, beri-beri, disentri, gigitan ular, batuk seratus hari, kurang darah.
Dalam Kajian Motif Batik Betawi Seraci Khas Bekasi, dijelaskan bahwa motif simbol tapak liman memiliki karakteristik tersendiri. Motif tapak liman menggunkana motif tunggal yang merupakan hasil kreativitas pengerajin batik Terogong, pengerajin ini membuat motif tunggal dengan tumbuhan tapak liman supaya terlihat lebih simple.
Warna yang digunakan adalah jingga untuk tumbuhannya dan ada yang hanya beroutline diberi warna putih. Warna jingga memberi kesan hangat dan bersemangat serta merupakan simbol dari petualangan, optimisme, percaya diri dan kemampuan dalam bersosialisasi.
Melalui motif tumbuhan tapak liman juga memberikan kesan simple dan meriah. Komposisi motif dan warna yang sangat dominan, dengan motif yang cerah dan meriah ditambah dengan warna backgroundnya.
Ramadani Wahyu
[…] – Jika motif batik di wilayah Jawa erat kaitannya dengan simbol kerajaan atau kesultanan dan ragam cerita feodal maka […]