Senibudayabetawi.com – Jika motif batik di wilayah Jawa erat kaitannya dengan simbol kerajaan atau kesultanan dan ragam cerita feodal maka berbeda halnya dengan batik Betawi. Batik bagi masyarakat Betawi lebih luwes fungsinya yaitu sebagai kain dengan ragam fungsi dalam keseharian. Hal ini terlihat dalam ekspresi ragam motif batiknya.
Dalam The Betawi Society’s Socio-Cultural Reflections In The Motif Batik Betawi sejarah batik di wilayah Betawi, tidak bisa dipisahkan dari kedatangan para pengusaha batik dari pesisir pantai Jawa hingga memperluas sentra batiknya.
Periodisasi batik Betawi sudah dimulai untuk menunjukkan karakternya seiring dengan menjamurnya pembangunan, serta identifikasi berbagai simbol budaya Betawi yang diatur dalam peraturan pemerintah daerah.
Ragam ekspresi motif Batik di Betawi terlihat jelas melalui sentra-sentra batik di wilayah Jakarta yang sesuai dengan karakter masing-masing. Sentra batik di daerah Cilandak, Gandaria dan Bekasi telah mengembangkan motif-motif yang berciri khas Jakarta dan Betawi, seperti ondel-ondel, tanjidor, topeng, hingga monas.
Berbeda halnya dengan sentra batik di kawasan Cilincing-Marunda yang lebih kontemporer dan bercitra modern. Mengapa demikian? Karena segmen yang dibidik adalah kalangan menengah ke atas, sehingga corak dan motif serta lebih banyak kegiatan seremonial. Beberapa motif batik Betawi di Jakarta yaitu sebagai berikut.
Motif Baritan
Batik bermotif ini menggambarkan kegiatan syukuran, seperti tradisi di seluruh nusantara yang mengadakan syukuran sebagai ungkapan rasa syukur. Biasanya ini berkaitan erat dengan hasil panen yang melimpah, ungkapan kebahagiaan atas suatu pencapaian.
Dalam tampilan visualnya, terlihat bahwa berbagai sesajen dihadirkan dan hadirnya banyak orang serta adanya tokoh adat/ulama. Ini merupakan cerminan dari sosial budaya yang dianut oleh masyarakat Betawi dalam beragama dan berbudaya.
Motif Demprak
Motif ini menunjukkan jenis ketangkasan permainan tradisional Betawi.Permainan ini masih ditemukan di daerah-daerah Betawi di luar Jakarta, seperti di Bekasi, Karawang, di mana kondisi dan jenis permainan ini masih ditemukan dan dimainkan oleh anak-anak sebagai pengisi waktu luang.
dimainkan oleh anak-anak kecil sebagai pengisi waktu luang.
Motif Demenan
Menunjukkan kebiasaan anak muda yang sedang bercinta. Situasi ini mungkin sering dijumpai pada masyarakat Betawi yang tinggal di daerah pedesaan, di mana pemandangan alam di sekitarnya cocok bagi mereka untuk membuat janji dan menata masa depan mereka. Alam dan suasana pedesaan yang kental dengan vegetasi yang rimbun dan berbagai jenis flora dan fauna juga mendukung ornamen dan motif batik.
Motif Nandhur
Menunjukkan kegiatan sehari-hari masyarakat Betawi, yaitu bercocok tanam, mungkin kegiatan ini sudah jarang ditemui di daerah Betawi. Potret ini sekaligus menjadi nilai paradoks dalam persepsi atau citra orang Betawi yang selama ini dikenal tinggal di Jakarta.
Motif Si Pitung
Motif ini lekat dengan berbagai objek, seperti silat, sedakep, bepergian ke rumah. Penggunaan motif ini digunakan untuk kelengkapan laki-laki. Karena sosoknya yang gagah dan keberaniannya melambangkan keberanian laki-laki Betawi untuk membela kebenaran dan melindungi yang lemah.
[…] Senibudayabetawi.com – Di balik rumah adat Betawi, tersimpan ragam ukiran dengan motif-motifnya yang khas dan unik. Motif geometris seperti segi empat, belah ketupat, hingga bulat yang biasanya terlihat di daun pintu, jendela rumah orang Betawi. Nah, salah satu ukiran yang khas dimiliki orang Betawi yakni ukiran tapak dara. Bukan sekadar hiasan, ukiran ini memiliki makna mencerminkan kehidupan dan keahlian masyarakat Betawi dalam bercocok tanam. […]