Bodor Topeng, Humor yang Bernuansa Kritik Sosial

Bodor Topeng, Humor yang Bernuansa Kritik Sosial

Senibudayabetawi.com – Bodor topeng merupakan bagian dari pertunjukan topeng Betawi dan Topeng Babakan Cirebon. Tak hanya melawak, kemunculan Bodor topeng juga mengungkap kritik sosial terhadap ketidakadilan.

Pada Topeng Betawi muncul pada babak kedua yang disebut dengan babak lipet gandes yaitu setelah penari utama yang disebut kembang topeng selesai menari.

Diketahui bodor dalam hal ini tidak mengenakan topeng, tapi memakai sarung poleng yang fungsinya sebagai alat bantu saat mempertunjukan tarian nyarung.

Bodor acapkali bercakap-cakap dengan kembang topeng. Momen inisekaligus mereka gunakan untuk memperkenalkan rombongannya. Setelah itu ia berpura-pura mau belajar menari kepada kembang topeng, tapi dipermainkan terus oleh nayaga yang tidak memukul gong atau kendang pada bagian yang penting. Oleh karena itu timbul pertengkaran dengan nayaga yang digunakan juga sebagai sarana kritik sosial.

Asal Usul Bodor Topeng

Asal usul bodor topeng juga masih lekat dengan fungsinya sebagai kritik sosial. Meski masih menjadi perdebatan ahli, diperkirakan bodor sudah ada sejak kolonialisme Belanda. Pada masa itu, bodor topeng kerap digunakan untuk sarana menyindir para penjajah dan membangkitkan semangat perlawanan.

Sementara dalam Topeng Babakan Cirebon, bodor bernama Pentul yang memaki kedok setengah sehingga bisa bercakap dengan leluasa, biasanya muncul sehabis tari Pamindo. Dalam kesempatan itu pun, Pentul memperkenalkan rombongannya dalam percakapannya dengan si penari dan nayaga yang juga mempermainkannya.

Pentul memperkenalkan rombongannya dalam percakapannya dengan si penari dan nayaga yang juga mempermainkannya. Dalam percakapan itu muncul juga kritik tentang kehidupan sehari-hari. Bodor lain dalam Topeng Babakan ialah Nyo, melukiskan perempuan cacat yang buruk rupa. Ia memakai kedok putih dan mengenakan kerudung dari Soder dan hanya diiringi oleh pukulan kendang kecil, kecrek dan ketuk.

Dia pun bertengkar dengan nayaga yang mengejak dan mempermainkannya. Dalam Wayang Topeng yang menjadi bodor adalah Panakawan yaitu Semar beserta anak cucunya.

 Ramadani Wahyu

Leave a Reply

SEKRETARIAT REDAKSI

Jl. H. Sa’abun No.20, Jati Padang, Ps. Minggu, Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12540.