Senibudayabetawi.com – Maulid Nabi atau kelahiran Nabi Muhammad SAW setiap 12 Rabi’ul Awwal atau Senin, 16 September 2024 merupakan momen istimewa bagi umat Islam. Khusus bagi masyarakat Betawi, Maulid Nabi biasanya tidak lengkap tanpa hidangan nasi kebuli lho sobat senibudayabetawi.com.
Hidangan nasi kebuli memang menjadi menu andalan perayaan Maulid Nabi. Boleh dibilang bahwa tanpa adanya nasi kebuli maka perayaan Maulid Nabi akan terasa hambar.
Muasal nasi kebuli tidak bisa dilepaskan dengan jejak persebaran orang-orang Hadramaut, Yaman di Batavia saat puncak migrasi pada akhir abad ke-19 Masehi untuk berdagang ke Indonesia.
Sebelumnya, kaum Hadrami (sebutan orang Hadramaut) ini sempat singgah di Gujarat dan India. Nah, selama masa singgah ini mereka banyak beradaptasi dengan mengganti kebiasaan makan roti gandum menjadi nasi basmati khas India.
Kedatangan kaum Hadrami di Nusantara banyak menikah dengan penduduk asli hingga memperkenalkan budaya Timur Tengah pada masyarakat sekitar. Hal ini memicu akulturasi budaya Arab dan Melayu, termasuk terciptanya nasi kebuli.
Nasi kebuli menjadi hidangan yang sangat populer di Nusantara. Pada peringatan Maulid Nabi di Betawi, makanan ini memiliki makna tersendiri. Adapun pertama simbol kemeriahan. Nasi kebuli yang disajikan dalam jumlah besar ini menjadi pusat perhatian dan menjadi ajang berkumpulnya keluarga besar.
Selain itu, nasi kebuli juga merupakan bentuk ungkapan syukur atas kelahiran Nabi Muhammad SAW. Bahkan, hidangan nasi kebuli ini dianggap sebagai berkah dan rezeki yang dibagikan pada sesama. Nasi kebuli juga dapat merekatkan silaturahmi. Ini terlihat dari proses memasak dan menyantap sajian ini yang dilakukan bersama-sama sehingga merekatkan silaturahmi antar umat Muslim.
Ramadani Wahyu