Senibudayabetawi.com – Rias bakal Betawi merupakan salah satu warisan budaya yang tak ternilai dari masyarakat Betawi. Tradisi Betawi ini dilakukan saat calon mempelai akan melakukan akad nikah. Baju calon pengantin disesuaikan dengan mengenakan busana baju rias bakal. Tidak sembarang baju, sebab baju ini khusus untuk pernikahan dengan karakteristik indah dan menawan.
Baju bakal rias berbahan sutera atau beludru diberi hiasan tabu atau tepi. Baju kurung ini dihiasi hiasan dada yang disebut lidah-lidah dan selendang yang disebut dengan nama celamet. Sementara kalung diatas tebar lidah – lidah. Adapun kain yang dikenakan berupa songket bermotif pucuk rebung atau tumpal.
Sanggul yang Mempesona
Sementara bagian sanggul dibentuk tidak terlalu besar atau disebut dengan sawi asin dengan buntut bebek. Khusus hiasan sanggul mengenakan hiasan kembang goyang tujuh hingga sebelas buah.
Calon mempelai pengantin perempuan mengenakan anting – anting. Pada bagian dahi diberi tanda bulan sabit berwarna merah. Pergelangan tangan menggunakan gelang listring. Ia juga mengenakan cincin belahan rotan di jari manis.
Sementara calon pengantin laki – laki mengenakan jas model Eropa. Untuk bagian atasan mengenakan peci hitam tanpa hiasan. Bagian kaki mengenakan slop atau pantopel, calon pengantin laki – laki terlihat sederhana atau simple namun penuh dengan gaya dan keyakinan untuk memantapkan hati melakukan akad nikah yang dilakukan langsung oleh wali atau ayahnya.
Baju Rias Besar (Care Haji)
Dalam laman Lembaga Kebudayaan Betawi, prosesi akad nikah dilanjutkan dengan resepsi pernikahan atau diramehin pesta perkawinan. Pada baju rias besar, pengantin laki-laki mengenakan baju care haji terdiri dari gamis yang ada di dalam jubah, yang berwana selaras dengan bernuansa warna jubahnya.
Gamis juga dilengkapi dengan selempang merupakan tanda kebesaran dikenakan dengan cara diselempangkan pundak kiri menuju pinggang kanan dengan lebar 15 cm dan panjang 2 meter.
Selempang memiliki makna dari sebelah kiri ke kanan mendandakan ke arah kebaikan. Jubah ini terbuat dari bahan beludru dengan hiasan payet atau motif flora dan fauna.
Untuk tutup kepala bernama Alpie berupa sorban setinggi 15 cm berwarna putih dan dihiasi tiga untaian melati ke sebelah kirii dan bagian atasnya terdapat bunga mawar. Alas kaki pengantin peria mengankan pantopel. Sirih dara atau sirih dare berupa 5-7 daun sirih.
Sementara pengantin perempuan dirias besar atau cara cini terdiri atas roban tipis persegi panjang berupa tutup kepala. Tuakai berupa baju blues yang terbuat dari bahan dasar bludru bermotif flora dan fauna.
Kun bagian bawahan berupa rok dibuat agak lebar dari bahan bludru. Delime sebagai hiasan untuk dada bertatahan emas yang mengelilingi leher dan berkancing di belakang, yang dirangkai menjadi delapan bentuk menyerupai buahan buah delima.
Pada bagian kepala terdapat sanggul terdapat konde buatun. Konde buatun ini tanpa buntut bebek, ini juga pertanda wanita yang rajin sholat. Sanggul yang diberi hiasan roje melati panjangnya sekitar 25 cm dan dipasang ke kiri dan ke kanan, melati sisir sebanyak lima buah diberikan cempaka kuning disusun seperti kerucut atau segitiga.
Tata Rias Bakal Betawi
Tata rias ini memiliki ciri khas yang unik, memadukan unsur-unsur etnik Arab, India, dan Tionghoa. Rias bakal Betawi sering digunakan dalam acara-acara adat, seperti pernikahan, dan menjadi simbol keindahan dan keanggunan perempuan Betawi.
Perpaduan unsur-unsur etnik Arab, India, dan Tionghoa dalam tata rias bakal Betawi menciptakan keindahan yang khas dan memikat. Misalnya, pengaruh budaya Arab terlihat jelas pada bentuk mata dengan garis mata tegas dan sedikit menukik ke atas yang menyerupai mata khas perempuan Arab.
Penggunaan henna untuk melukis di tangan dan kaki ciri khas tradisi perempuan Arab dan India. Tradisi rias bakal Betawi yang khas dengan penggunaan perhiasan yang mencolok dan berlapis juga mirip dengan tradisi perempuan India.
Pengaruh budaya Tionghoa tampak jelas pada penggunaan sanggul yang tinggi dengan aksesori kembang goyang yang menawan. Tradisi budaya perempuan Negeri Tirai Bambu yang kerap mengenakan pakaian berwarna cerah dan terserap pula dalam rias bakal Betawi.
Ramadani Wahyu