Senibudayabetawi.com – Kelahiran seorang anak di masyarakat Betawi selalu dirayakan dengan penuh kebahagiaan. Terlebih jika sang bayi dan ibunya sama-sama sehat. Nah, untuk menjaga kesehatan dan memulihkan si ibu yang dalam masa nifas, Betawi memiliki beberapa perawatan khusus nih sobat senibudayabetawi.com. Apa saja sih?
Sejak zaman dahulu, masyarakat Betawi memiliki tata cara khusus dalam merawat ibu yang baru melahirkan. Tradisi ini tidak hanya sekedar kebiasaan, namun mengandung nilai-nilai luhur seperti kepedulian hingga kepercayaan terhadap kekuatan alam serta spiritual.
Sesuai tradisi Betawi, ibu yang baru saja melahirkan harus melakukan perawatan khusus guna mengembalikan kebugaran dan kesuburan tubuhnya. Misalnya, meminum jamu yang bermanfaat untuk “ngringkesin” peranakan. Jamu yang diramu dari brotowali, kunyit, kencur, daun alpukat dan sereh wajib diminum 2 kali sehari.
Sementara untuk luluran yang memberikan rasa nyaman di tubuh ibu yaitu menggunakan lulur bedak parem. Bahannya pun dari bahan-bahan alami seperti beras, kencur, jahe, serai dan kapulaga.
Tak kalah penting yaitu terkait soal makanan yang perlu dijaga oleh sang ibu. Tepatnya sebelum puput puser, si ibu boleh macam segala macam yang diinginkan. Namun, saat pusernya sudah puput maka ada beberapa makanan pantangan yaiu dodol yang dipercaya membuat ngilu peranakan, pisang ambon, tape, durian, nangka matang, jerohan, dan ikan.
Si Ibu juga harus makan sayur papasan agar tetap sehat, demikian pula dengan bayi yang baru saja dilahirkannya. Sayur papasan yaitu sayur bening dengan beragam isian sayuran, mulai dari kentang, wortel, nangka, kangkung, kacang panjang dan beragam sayuran lainnya. Selain itu kuahnya yang tidak kental membuat hidangan papasan ini sangat cocok untuk menu makan sehat.
Biasanya menu makannya yaitu nasi, sayur tanpa santan, tahu, tempe. Sayur beningan tersebut tidak boleh terasa asin, asam, pedas atau amis karena akan berpengaruh terhadap kualitas air susu.
Ramadani Wahyu