Senibudayabetawi.com – Setiap gigitan kerupuk mie yang renyah berpadu dengan pedasnya sambal ubi, seakan membawa kembali ke masa kecil. Jajanan Betawi tempo dulu ini sudah sangat langka ditemukan. Kerupuk mie memang dapat kita temukan dengan mudah sebagai pendamping asinan, tapi sambal ubi? Nyaris semakin jarang kita temukan sobat senibudayabetawi.com.
Kerupuk mie kuning adalah salah satu ikon kuliner Betawi yang tak lekang oleh waktu. Warnanya yang kuning cerah dan bentuknya yang menyerupai mie menjadi teman setia berbagai hidangan, dari nasi uduk, asinan Betawi hingga dimakan dengan sambal. Rasanya yang gurih dan teksturnya yang unik membuat kerupuk mie kuning selalu berhasil menggoyang lidah penikmatnya.
Jamak diketahui bahwa biasanya kerupuk mie ini dicocol bersama sambal kacang dan dinikmati dengan nasi uduk. Namun, tahukah sobat senibudayabetawi.com bahwa tempo dulu cara menikmati kerupuk mie yakni dicocol dengan sambal ubi.
Ubi jalar memiliki cita rasa yang khas jika dijadikan sambal. Rasa manis yang berasal dari ubi jalar mampu menetralkan cita rasa dari cabai dan ini adalah perpaduan yang menarik.
Konon, penggunaan ubi jalar sebagai bahan utama sambal ubi tempo dulu tak lain karena ketersediaannya yang melimpah. Biasanya orang Betawi menikmati kerupuk mie dengan sambal ubi begitu saja, terutama sebagai takjil berbuka puasa dan makan sepulang sholat terawih. Nah, daripada berharap menu kerupuk mie dan sambal ubi yang sudah jarang, yuk kita buat sama-sama cara pembuatannya.
Sambal Ubi Jalar
Bahan
- Ubi jalar 800 gram
- Cabai rawit merah 30 biji
- Bawang putih 5 siung
- Kencur 1 ruas
- Garam 1 sdm
- Gula pasir 2 sdm
- Penyedap rasa 1 sdt
Cara Pembuatan
- Kupas ubi jalar dan cuci bersih lalu potong-potong kecil.
- Siapkan bawang putih, cabai, kencur cuci bersih
- Kukus ubi jalar hingga empuk bersama dengan bawang putih hingga empuk lalu sisihkan.
- Haluskan cabai, bawang putih dan ubi jalar hingga halus. Tambahkan garam, gula dan penyedap rasa dan koreksi rasa
- Sambal ubi siap dihidangkan untuk dicocok dengan kerupuk mie.
Ramadani Wahyu