Menyulam Sakralitas Al-Qur'an dengan Benang Bahasa Betawi

Menyulam Sakralitas Al-Qur’an dengan Benang Bahasa Betawi

Senibudayabetawi.com – Penerjemahan Al-Quran ke bahasa Betawi bukan sekadar alih bahasa. Akan tetapi upaya untuk menjaga keseimbangan makna sakral kitab suci dan kekayaan lokal bahasa Betawi. Ini menjadi tantangan yang membutuhkan kecermatan tinggi, mulai dari pemilihan kata hingga penyelarasan sehingga tetap relevan.

Hal itu dijelaskan oleh Sekretaris Jendral Lembaga Kebudyaan Betawi (LKB) Imron Hasbullah. “Ini bukan pekerjaan sederhana, melainkan tanggung jawab besar untuk menjaga kualitas dan makna Al-Quran,” ujar dia dalam Penyelarasan Hasil Terjemahan Al-Quran ke Bahasa Betawi, Kamis (28/11).

Penyelarasan dan Sinkronisasi Krusial

Ia juga mengingatkan agar proses penerjemahan tidak memaksakan semua kosakata menjadi Betawi. Sebab, keterbatasan kosa kata bahasa Betawi bisa menyebabkan hilangnya makna penting. “Contohnya, istilah munafik yang dalam bahasa Betawi bisa dianggap sebagai ular berkepala dua, tidak tepat jika diterapkan dalam konteks Al-Qur’an,” ungkap dia.

Oleh sebab itu, dibutuhkan penyelarasan dan sinkronisasi yang matang. “Penerjamah harus bekerja dengan pemahaman yang sama agar hasilnya konsisten,” tambah Imron.

Terakhir, Imron menekankan pentingnya harmonisasi antara bahasa lisan dan tulisan, karena perbedaan pengucapan bisa memengaruhi makna. Ia juga mengingatkan agar semangat menjaga identitas budaya Betawi tidak sampai menurunkan martabat Al-Qur’an.

“Al-Qur’an adalah kitab suci, bukan materi hiburan seperti lenong. Produk akhirnya harus tetap mengagungkan Al-Qur’an,” kata dia.

Diketahui bahwa Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama (Balitbang Diklat Kemenag) melakukan penerjemahan Al-Qur’an ke dalam bahasa Betawi. Proses penerjemahan Al-Qur’an dalam Bahasa Betawi Juz 16-30 telah memasuki tahap finalisasi.

Adapun penerjemahan ini sudah berlangsung selama 8 bulan. Hasil terjemahan itu dibahas bersama dalam Focus Group Discussion (FGD) untuk mendapatkan hasil final.

Bermanfaat dalam Ranah Pendidikan

Kapuslitbang Lektur, Khazanah Keagamaan, dan Manajemen Organisasi (LKKMO) Moh.Isom menyatakan bahwa setelah Al-Qur’an terjemahan bahasa Betawi ini selesai  diharapkan bermanfaat luas khususnya di ranah pendidikan. Al-Quran terjemahan bahasa Betawi diharapkan menjadi muatan lokal (mulok) di SD, madrasah, dan lembaga pendidikan lainnya di DKI Jakarta.

“Diharapkan Al-Qur’an terjemah bahasa Betawi ini dapat digunakan dalam tilawah pada setiat event PHBI dan majelis taklim, agar Al-Qur’an bisa benar-benar membumi, dan bahasa Betawi pun lestari,” kata dia.

Ramadani Wahyu

Leave a Reply

SEKRETARIAT REDAKSI

Jl. H. Sa’abun No.20, Jati Padang, Ps. Minggu, Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12540.