Musim Hujan, Hangatkan Badan dengan Makanan Berkuah Khas Betawi  

Musim Hujan, Hangatkan Badan dengan Makanan Berkuah Khas Betawi  

Berkuah serta kaya rempah. Aneka kuliner khas Betawi ini siap memanjakan lidah dan nikmat disantap ketika musim hujan.

Senibudayabetawi.com – Desember menjadi bulan dengan intensitas hujan yang cukup tinggi. Hampir tiap hari seluruh daerah diguyur hujan. Ini dapat mengundang hawa sejuk sekaligus dingin di malam hari. Nah di saat-saat seperti ini merupakan momen yang tepat untuk menikmati sajian hangat kuliner khas Betawi bukan sobat senibudayabetawi.com.  

Menu sajian berkuah dan kaya rempah khas Betawi sangat cocok dinikmati hangat-hangat selama musim penghujan. Bisa dibilang ini menjadi menu sajian wajib lho sobat senibudayabetawi.com. Berikut ini kami rangkum menu kuliner khas Betawi untuk dinikmati di musim penghujan.    

Soto Betawi

Soto Betawi merupakan sup bercita rasa yang khas dengan kuahnya yang gurih dan kental. Kuliner ini terbuat dari daging sapi, jeroan, dan kentang yang direbus dengan santan dan susu. Soto Betawi biasanya disajikan dengan nasi putih, emping, jeruk nipis, dan sambal.  

Muasal Soto Betawi
Muasal Soto Betawi

Selain bercita rasa yang khas dengan rasa gurih ditambah potongan daging yang lembut, soto Betawi paling cocok dinikmati dengan sambal pedas nan nendang. Semakin mantap bukan soto Betawi ini menghangatkan badan sobat senibudayabetawi.com di musim hujan.  

Soto Tangkar

Sebagai hidangan khas Betawi soto tangkar memiliki sejarahnya tersendiri. Keberadaan hidangan ini terinspirasi dari kondisi sosial ekonomi masyarakat Betawi di bawah kekuasaan penjajahan Belanda. Para tuan Belanda kerap kali menggelar pesta dengan sajian mewah berbahan daging sapi.

Mencecap Cita Rasa Dunia dalam Kuliner Betawi
Soto Tangkar

Nah, jika bagian-bagian utama berupa daging sapi telah diambil maka bagian lainnya tersisa. Misalnya, mulai dari tulang iga (tangkar), kepala, hingga jeroan sapi yang diberikan pada masyarakat pribumi. Berbekal kreativitas memadukan berbagai bumbu masakan, masyarakat khususnya orang Betawi menjadikan bagian-bagian terbuang tersebut menjadi olahan lezat dan bercita rasa sedap seperti dalam soto tangkar. 

Sayur Besan

Kuliner ini menjadi simbol hubungan antar keluarga sekaligus penghormatan sesama besan. Konon, masyarakat Betawi mengizinkan orang tua pihak mempelai lelaki mengunjungi rumah orang tua pengantin perempuan dengan syarat membawa kuliner ini ke keluarga mempelai perempuan.

Keberadaan sayur besan juga sangat langka karena bahan utamanya yang tidak mudah didapat. Salah satu bahan pembuatan sayur besan ini adalah terubuk. Terubuk merupakan sejenis sayuran yang berasal dari tumbuhan tebu. Bagian yang dapat dikonsumsi adalah bagian bunganya yang terbungkus oleh pelepah daun.   

Laksa Betawi

Nama laksa diambil dari kata dalam bahasa Sanskerta (India kuno) yaitu laksha yang berarti “banyak” atau mie (bisa juga bihun) yang terbuat dari berbagai rempah-rempah dan bumbu. Laksa Betawi memiliki cita rasa yang berbeda dengan laksa dari daerah lainnya.

Laksa Betawi Asirot
Laksa Betawi

Meski kuahnya tampak serupa berwarna kuning, namun kuah laksa Betawi biasanya menggunakan udang rebon. Berbeda dengan Laksa Bogor, yang kuah kentalnya berasal dari potongan oncom. Cara penyajiannya juga berbeda. Laksa Betawi lazimnya berisi telur, ketupat, tauge pendek, daun kemangi, dan kucai biasanya dimakan dengan semur Betawi. Ada juga yang menambahkan bihun dan perkedel, tetapi keduanya hanya sebagai variasi atau tambahan.

Sedangkan laksa Bogor dalam campurannya ada ketupat, bihun, tauge panjang, suwiran daging ayam, udang, dan telur rebus, biasanya dimakan dengan sambal cuka. Kuah Laksa Betawi nan kental dan hangat berpadu dengan ketupat, tauge, daun kemangi dan telur sangat menggoda selera. Biasanya penyajian Laksa juga ditambah dengan semur jengkol. Hmm.. Semakin nikmat bukan sobat senibudayabetawi.com.  

Sayur Babanci

Nama ketupat Babanci berasal dari ketidakpastian jenis dari  sayuran  ini. Ini karena kuliner ini bukanlah seperti soto, gulai maupun kari. Namun justru ketidakpastian ini membuat sayur ini menjadi banci.  Meski langka, tapi kuliner ini tak bisa dilupakan begitu saja. Adapun salah satu faktor penyebab langkanya kuliner ini karena sulitnya mengumpulkan bumbu atau rempah yang menjadi bahan baku.

Setidaknya, kuliner ini memiliki sekitar 21 jenis bahan, rempah dan bumbu yang bervariasi. Bahkan beberapa di antaranya telah langka, contohnya kedaung, botor, tai angin, lempuyang, temu mangga, temu kunci dan bangle.

Rayakan Hajatan Jakarta ke- 495 dengan Mencicipi Sayur Babanci Khas Betawi
Sayur Babanci

Ketupat babanci atau sayur babanci menyerupai gule yang sangat dominan di aroma dan rasa rempah yang kuat. Daging yang dipakai adalah kepala sapi tapi tidak menyertakan otak, lidah, dan cingur.    Selain  daging  kepala  sapi, di  akhir  pembuatan  ketupat  ini  dimasukkanserutan kelapa  dan  srundeng  yang  ditumbuk  halus.  Namun  pada  saat  ini  orang kebanyakan menggunakan daging sapi yang bercampur lemak sebagai pengganti kepala sapi.   

Ramadani Wahyu     

Leave a Reply

SEKRETARIAT REDAKSI

Jl. H. Sa’abun No.20, Jati Padang, Ps. Minggu, Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12540.