Kampung Silat Rawa Belong

Ketua Umum Kampung Silat Rawa Belong Ungkap Pentingnya Regenerasi Silat Betawi

­­­Pelestari tanaman hias, agamis, dan pesilat. Tiga kata itu mewakili wajah Kampung Silat Rawa Belong, Jakarta Barat. ­­­Hal itu diungkap oleh Ketua Umum Kampung Silat Rawa Belong, Amran. Namun sayang dari tiga hal itu, tampaknya silat harus menjadi perhatian paling serius. Pasalnya, banyak generasi muda Rawa Belong yang tak peduli dengan Warisan Budaya Tak Benda yang telah ditetapkan UNESCO (United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization) ini.

“Ada dua sanggar dan sembilan padepokan silat di Rawa Belong ini dan sebagian besar mereka semua kekurangan murid. Berbeda sekali dengan zaman dahulu yang justru lebih banyak murid dibanding guru,” kata dia kepada senibudayabetawi.com, Kamis (22/1).

Pada zaman dahulu, sambung dia teknologi masih belum semarak sekarang, anak-anak justru fokus dalam mencari ilmu, baik itu silat maupun mengaji. Adapun kebiasaan belajar mengaji sebelum silat telah dilakukan secara turun temurun sebagai bagian dari budaya masyarakat Betawi.

Silat dalam hal ini tak hanya aliran Cingkrig, sebagaimana aliran dari tanah Rawa Belong. Akan tetapi juga semua jenis aliran silat seperti Gerak Rasa Sanalika maupun kombinasi lainnya.

Baca Juga: Makna Sholat, Shalawat dan Silat dalam Perguruan Cingkrig S3

“Itu anjuran orangtua kita untuk selalu memegang teguh budaya padahal dulu belum ada listrik, hanya pakai obor,” jelasnya.

Tantangan ke Depan

Berbanding terbalik dengan kondisi saat ini di mana anak-anak lebih mudah dalam berbagai fasilitas apakah itu listrik, komunikasi dan teknologi. Semakin maraknya game online yang digandrungi anak-anak zaman sekarang juga sangat ia sayangkan. Akibatnya, anak-anak semakin malas belajar silat

“Ini menjadi tantangan regenerasi ke depannya agar mereka menjadi anak Betawi yang ngaji dan silat,” imbuh lelaki yang kini menggeluti dunia advokat ini.

Baca Juga: Begini Cara Perguruan Tapak Suci Subhanallah Mengekalkan Regenerasi

Pada masa pandemi COVID-19 menjadi tantangan bagi padepokan-padepokan silat di Rawa Belong—apakah itu dalam hal festival maupun latihan rutin. Hal ini menyusul kebijakan pemerintah untuk tak melakukan kerumunan. Namun, Amran memastikan bahwa hal ini juga bergantung penyesuaian dari kebijakan setiap padepokan sendiri.

Baca Juga: Regenerasi, Kunci Sanggar Cingkrig Tumbal Pitung Kong Ajud

“Nah kalau latihan ini ada padepokan yang memang vakum total. Akan tetapi, ada yang tetap latihan dengan melakukan pembatasan murid. Misalnya yang tadinya 30 jadi 10 dengan tetap jaga jarak,” pungkas dia. admin

Leave a Reply

SEKRETARIAT REDAKSI

Jl. H. Sa’abun No.20, Jati Padang, Ps. Minggu, Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12540.