Senibudayabetawi.com – Keberadaan kaum Belanda di Nusantara selama lebih dari tiga abad telah memberi dampak signifikan terhadap seni bangunan atau arsitektur kolonial di Indonesia. Europeesche Bouwkunts begitulah Berlage menyebut istilah seni arsitektur kolonial yang disesuaikan di Indonesia. Ini dimaksudkan untuk membedakan dengan bangunan tradisional yang ada.
Arsitektur Indis dalam Perkembangan Tata Kota Batavia Awal Abad 20, ada awalnya, orang Belanda membangun rumah bertolak pada arsitektur rumah dari negara asal mereka. Mulanya, rumah-rumah mereka berada di dalam benteng dan saling berdempetan. Bentuknya panjang dan sempit, atap curam (mempermudah jatuhnya salju), bertingkat dua dalam satu jalur sepanjang pinggir kanal. Namun, minimnya ventilasi membuat rumah tersebut kurang nyaman dihuni.
Perlahan, para orang Belanda melakukan penyesuaian. Mulanya, mereka mulai dengan membuat bagian atap yang sedianya curam menjadi lebih besar memanjang. Seiring meluasnya kekuasaan kolonial di daerah-daerah, mereka mulai membangun rumah megah di pedesaan atau gunung.
Rumah-rumah ini kerap disebut dengan thuyen atau landhuizen. Contoh rumah yang memiliki ciri serta penyesuaian dengan gaya hidup setempat yakni seperti rumah Japan, Tjitrap, hingga Pondok Gede. Imbasnya, perkembangan arsitektur Indis semakin terasa utamanya pada abad ke-19. Wajah kota dan daerah menunjukkan bangunan yang khas bercorak indis.
Penerapan gaya arsitektur ini tak menunjukkan perubahan hingga akhir abad ke 19 muncul gaya lain yakni indische empire atau the Dutch Kolonial Villa. Kali pertama gaya ini diperkenalkan oleh Jendral Deandels (1908-1913). Gaya khasnya yakni dengan mengubah rumah landhuiz yang telah menjurus model-model bangsawan Jawa menjadi Empire Perancis bercorak neo klasik.
Menariknya, gaya Indisce empire ini terus diikuti para penggantinya yang disesuaikan dengan lingkungan serta ketersediaan material pada waktu itu. Perkembangan gaya arsitektur indisce empire pada akhirnya turut merebak ke seluruh Jawa termasuk Batavia hingga awal abad ke 20 dengan berbagai penyesuaian bangunannya.
[…] Karena keberagamannya dihuni mulai dari kelompok budak hingga pengusaha mengharuskan pemerintah kolonial membentuk lembaga hukum atau pengadilan di Batavia untuk […]