Muasal Menteng, Didesain Kawasan Eksklusif Sejak Kolonialisme

Muasal Menteng, Didesain Kawasan Eksklusif Sejak Kolonialisme

Senibudayabetawi.com – Kawasan Menteng, Jakarta Pusat lekat dengan permukiman eklusif tempat tinggal para pahlawan hingga pejabat tinggi. Ternyata, sejak pemerintah kolonislisme Belanda, Menteng memang didesain seperti itu. Menteng merupakan sebuah kawasan permukiman yang berkembang pertama kali pada abad ke-20 awal.

Pada masa sebelumnya, Menteng hanyalah sebuah tanah garapan milik masyarakat keturunan Arab. Namun, memasuki abad ke-20, setelah pemerintah Hindia-Belanda memindahkan daerah pusat kota ke Weltevreden, Menteng diambil alih dijadikan pemukiman.

Pembangunan pemukiman ini dilakukan pertama kali oleh perusahaan pengembang bernama Bouwmaatschaipaij N.V. Bouwploeg. Arsitek yang pertama kali mendesain daerah Menteng adalah P.A.J. Mooijen pada tahun 1908.

Namun, desainnya dianggap kurang praktis sehingga digantikan oleh Ir. F. J. Kubatz yang kemudian memperluas permukiman Menteng pada tahun 1922.

Uniknya, Menteng di masa kolonial disebut dengan nama Nieuw Gondangdia. Menteng menjadi kawasan yang penting karena merupakan kawasan pemukiman “Kota Taman” pertama di Indonesia (Zoraya, 2008, p33).

Sengaja Dibangun sebagai Hunian Eksklusif

Bahkan, Menteng juga merupakan permukiman pertama di Batavia yang dibentuk secara sengaja oleh pemerintah Hindia-Belanda sebagai hunian eksklusif.

Ekslusivitas Menteng sangat terlihat dari konsep yang diperlihatkan pemerintah Hindia-Belanda terhadap permukiman Menteng, yaitu konsep kota taman.

Mooijen telah merancang kawasan Menteng sebagai kawasan kota taman yang mengacu kepada konsep kota taman Ebenzer Howard. Konsep ini merupakan gabungan antara jalan raya yang memanjang dengan jalan radial konsetris dan pusat kegiatan publik.

Meski demikian, kawasan Menteng memiliki konsep pembangunan kawasan kota taman Menteng terhubung langsung dengan daerah sekitarnya.

Sementara Zaenuddin HM, dalam buku karyanya setebal 377 halaman dengan judul “212 Asal-Usul Djakarta Tempo Doeloe,” menceritakan Menteng pada abad ke-17. Kawasan Menteng merupanan daerah yang kurang dikenal dan masih banyak dihuni binatang buas.

Saat itu, daerah ini adalah hutan yang banyak ditumbuhi pohon buah-buahan. Karena banyak pohon buah Menteng (baccaurea racemosa ) yang tumbuh di daerah tersebut. Sehingga masyarakat menyebutnya daerah Menteng.

Wilayah tersebut sejak 1810 mulai dibuka oleh Gubernur Jendral Daendels untuk dijadikan sebagai daerah pengembangan kota Batavia.

2 Responses
  1. […] Senibudayabetawi.com – Maraknya ulama Betawi yang muncul pada abad ke 19 hingga 21 membawa dampak signifikan terhadap masyarakat Islam di Jakarta. Ini terjadi karena perubahan sosial dan politik masyarakat Betawi dalam pengaruh kolonialisme.  […]

Leave a Reply

SEKRETARIAT REDAKSI

Jl. H. Sa’abun No.20, Jati Padang, Ps. Minggu, Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12540.