Senibudayabetawi.com – Pencak silat Betawi alias maen pukulan tak hanya berkontribusi pada seni dan budaya Betawi. Akan tetapi menarik minat para civitas akademik untuk menelisik dan meneliti potensi budaya lebih jauh. Seperti halnya yang dilakukan para mahasiswa Universitas Negeri Jakarta terhadap Kampung Budaya Pencak Silat Beksi, Pesanggrahan Jakarta Selatan.
“Kami datang untuk meneliti gerakan jurus Beksi yang mengalami perkembangan,” kata Amel selaku Ketua Kelompok Peneliti dari Jurusan Sastra Indonesia dalam keterangannya, Kamis (8/6).
Menurut Amel gerakan jurus Beksi unik dan menarik. Sebab, Beksi menjadi silat yang paling populer di tanah Betawi.
“Nah maksud kami ingin tahu sejauh mana perkembangan jurus-jurus Beksi sejak awalnya? Adakah cerita bagaimana terbentuknya jurus itu dan filosofi atau maknanya?” lanjut Amel.
Observasi Langsung
Untuk itu Amel dan rekannya langsung terjun ke lapangan di mana pusat Silat Beksi bermula. Didampingi Muhamad Rido sebagai Edukator Kampung Budaya Pencak Silat Beksi, para mahasiswa diterangkan sejarah Beksi dan tokoh-tokohnya sambil berziarah langsung. Noe, rekan peneliti sangat bersyukur karena mendapatkan penjelasan yang cukup untuk penelitiannya.
“Tidak hanya diterangkan tentang sejarah tetapi kami juga langsung dipertemukan dengan Baba Muhammad Soleh yang juga saksi sejarah Silat Beksi bahkan selaku anak kandung dari Engkong H. Hasbullah,” tutur Noe.
Sambil bertanya-tanya soal jurus, para mahasiswa juga diajak langsung untuk melihat aksi jurus yang diperagakan para murid Beksi yang berlatih di Taman Swadarma/RPTRA Bhineka Petukangan Utara. Tak mau dilewatkan para mahasiswa langsung mendokumentasikannya menggunakan smartphone.
“Kami sangat berterima kasih kepada pengelola Kampung Budaya Pencak Silat Beksi, ternyata di sini tidak hanya silat Beksi tetapi ada juga kesenian lainnya seperti rebana gedigdug dan hikayat, itu menambah fokus penelitian kami nantinya,” imbuh Attaya.
Pengembangan Kampung Budaya Pencak Silat Beksi
Kampung Budaya Pencak Silat Beksi terfokus pada tiga Kawasan yakni di Kelurahan Petukangan Utara, Kelurahan Petukangan Selatan dan Kelurahan Ulujami. Diketahui komunitas ini diwadahi langsung oleh Yayasan Kampung Silat Petukangan.
“Rencananya memang ada pengembangan lagi untuk kelurahan lainnya di Kecamatan Pesanggrahan,” kata Abdul Aziz selaku Sekretaris Yayasan Kampung Silat Petukangan.
Ramadani Wahyu