Senibudayabetawi.com – Pernikahan merupakan salah satu peristiwa penting dalam siklus kehidupan seseorang. Setiap acara pernikahan tentu saja memiliki persiapan yang matang, terperinci, mulai dari lamaran hingga puncak acara pernikahan. Setidaknya, adalam prosesi pernikahan adat Betawi memiliki beberapa rangkaian kegiatan mulai dari Ngedelengin, Ngelamar, Tunangan (enjotan), akad, hingga pesta pernikahan.
Tradisi seserahan makanan merupakan salah satu jenis tradisi yang ada dalam rangkaian prosesi acara upacara pernikahan adat Betawi, tradisi yang berlangsung dari generasi ke generasi hingga detik ini. Seserahan bermakna luas, yakni sekaligus menunjukkan tanda keseriusan calon mempelai laki-laki pada calon mempelai perempuan.
Dalam tradisi seserahan makanan yang dilakukan oleh masyarakat Betawi biasanya menggunakan seperangkat bahan-bahan makanan yang mereka jadikan syarat berlangsungnya tradisi tersebut. Biasanya barang-barang ini memiliki makna tertentu.
Menurut Yasmin Zaki Shahab Identitas dan Otoritas Rekonstruksi Tradisi Betawi, upacara pernikahan Betawi banyak mengalami modifikasi, khususnya dalam hal makanan. Berbagai pengaruh termasuk budaya lain seperti Sunda, Cina, Belanda hingga Arab turut berkontribusi memberikan nuansa yang berbeda. Beberapa makanan yang kerap dijumpai dalam pernikahan adat Betawi diantaranya.
-Roti buaya
Roti ini merupakan hidangan orang Betawi berupa roti tawar yang berbentuk buaya. Masyarakat Betawi menjadikannya salah satu makanan yang wajib ada dalam pernikahan adat Betawi. Roti tawar berbentuk buaya berukuran kurang lebih 50 sentimeter ini dibawa oleh mempelai lelaki pada mempelai perempuan. Menariknya, bagi masyarakat Betawi, roti ini menyimbolkan kesetiaan sekaligus kemapanan ekonomi.
-Sayur Besan
Sayur ini merupakan makanan khas Betawi yang kerap hadir dalam pernikahan adat Betawi. Sekilas tampilan sayur ini seperti halnya sayur lodeh. Namun ternyata ada beberapa perbedaan. Pada sayur besa ini menggunakan bahan utama terubuk, yakni sejenis tebu yang hanya dikonsumsi bunganya saja.
Penamaan sayur besan juga merujuk karena sayuran ini merupakan sebuah hantaran dalam prosesi pernikahan yang diberikan calon mempelai lelaki pada calon mempelai perempuan. Namun, tak jarang keluarga mempelai perempuan juga kerap memberi hantaran makanan ini pada keluarga calon mempelai laki-laki.
-Dodol dan Kue Bacot
Kudapan dodol merupakan salah satu makanan khas Betawi yang termasuk dalam kue-kue tradisional. Dodol tak luput dijadikan hantaran saat pernikahan adat Betawi. Tak hanya dodol, ada pula kue bacot yang terdiri atas berbagai kue khas tradisional seperti geplak, uli, kue cincin, wajik, hingga manisan.
-Nasi Kuning dan Bekakak Ayam
Dalam acara penting, termasuk pernikahan adat Betawi, nasi kuning dan bekakak ayam tak pernah absen. Konon, makanan ini selalu dijadikan makanan persembahan atau makanan yang dapat mengutarakan rasa syukur kepada Sang Pencipta.
-Pisang Raja dan Sirih Lamaran
Pisang raja merupakan salah satu hantaran makanan yang dibawa mempelai laki-laki ke rumah mempelai perempuan. Selain diserahkan sebagai hantaran, pisang raja juga diberikan saat akad nikah.
Biasanya makanan ini kerap disandingkan dengan dua buah roti yang ditempatkan di atas nampan berbungkus kertas berwarna. Kedua pasangan makanan ini kerap disebut dengan pasangan roti pisang.
Hantaran lain yakni sirih lamaran memang bukan termasuk makanan yang dapat dikonsumsi, tapi dijadikan symbol pernikahan adat Betawi. Biasanya sirih lamaran menyimbolkan kegembiraan dan lambing penghargaan terhadap si gadis, orang tua dan keluarganya karena telah memelihara moral, akidah, dan keanggunan si gadis.
[…] – Tradisi lisan tak dapat dipisahkan dari kehidupan masyarakat, termasuk masyarakat Betawi. Ini karena tradisi lisan mempunyai peran penting sebagai tonggak sastra tulis dan memberikan […]
[…] dilakukan melalui beberapa tingkatan upacara yang saling berhubungan. Beberapa tahapan dalam pernikahan adat Betawi yakni ngedelengin, ngelamar, tunangan atau bawa tande putus, akad dan pesta […]