Menilik Seni Yalil Betawi

Menilik Seni Yalil Betawi

Senibudayabetawi.com – Nuansa seni budaya Betawi yang bernuansa Islam seiring dengan sebagian besar masyarakat Betawi yang beragama Islam. Dalam pernikahan orang Betawi yang merupakan upacara sakral bahkan juga terdapat tradisi budaya yang mengiringinnya. Salah satunya seni yalil Betawi termasuk bagian palang pintu.

Seni yalil termasuk dalam seni musik. Diketahui bahwa seni musik terdiri atas dua cabang utama, yaitu instrumentalia dan suara atau vokal. Nah, yalil termasuk seni musik suara atau dalam keadaan tertentu dapat diiringi dengan alat musik (baik alat musik tradisional maupun modern). Itu artinya, seni yalil merupakan kemampuan seniman musik vokal menampilkan alunan irama dalam berbagai variasi (semangat, melankolik, haru, hingga penuh harapan).

Pernikahan adat Betawi tak sekadar prosesi memersatukan mempelai calon perempuan dan mempelai laki-laki. Namun, suatu janji yang mengikat melalui suatu jawaban sebelum disaksikan oleh wali mempelai wanita. Adapun saksi-saksi dari yang diundang oleh kepala perkawinan, menurut norma agama, hukum, dan sosial.

Budayawan Betawi Yahya Andi Saputra menyatakan penamaan Yalil terjadi karena seni vokal atau seni suara ini menggunakan kata “yalil” dan ada di bagian pembuka atau intro lagu. Uniknya meski disebut intro tapi yalil kerap dibawakan pada tengah lagu. Artinya, yalil tidak harus menjadi intro lagu.

Masyarakat Betawi pada umumnya mengenal seni yalil pada momen ngerudat dalam perkawinanan adat Betawi. Ngerudat merupakan acara mengarak calon pengantin laki-laki menuju rumah calon pengantin perempuan untuk melaksanakan ijab kabul pernikahan. Nah, saat pelaksanaan ngerudat ini biasanya dilengkapi dengan tradisi nyapun atau buka palang pintu dan terdapat yalil.

Irama Seni Yalil Betawi

Seni yalil mengambil dari irama (kalau pada musik moderen barat disebut notasi atsu busa juga genre musik) seni membaca Quran, yang disebut nagham. Setidaknya, terdapat enam jenis nagham, yaitu bayyatinahawandhijazjiharkahrost, dan sikah.

Biasanya irama yang digunakan dalam seni yalil yaitu sikah. Irama sikah diucapkan menjadi sikè. Pilihan ini karena irama sikah dianggap paling merdu, melankolik, manja, lembut, dan memunculkan nuansa romantis.

Seni Yalil ini merupakan seni suara murni, maka pelantun atau senimannya pun wajib mempunyai pengetahuan tajwid dan makhraj huruf yang mumpuni. Selain itu memiliki suara yang aduhai jernih bahkan dalam level suara tertinggi. Masa lalu seniman yalil melazimkan puasa, merawat pita suara,  dan mantang terhadap beberapa jenis makanan.

Ramadani Wahyu

Leave a Reply

SEKRETARIAT REDAKSI

Jl. H. Sa’abun No.20, Jati Padang, Ps. Minggu, Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12540.