Senibudayabetawi.com – Masyarakat Betawi memiliki berbagai tradisi yang berhubungan dengan komitmen ujar atau nazar Ketika orang Betawi memiliki hajat. Mereka biasanya menggelar tradisi Ketupat Lepas dan disaksikan oleh Kembang Topeng. Upacara Ketupat Lepas dilakukan dengan meletakkan ketupat di atas beras kuning bercampur dengan uang logam. Tradisi ini bertujuan sebagai wujud syukur atas terkabulnya hajat. Tradisi Ketupat Lepas, Kala Orang Betawi Bernazar.
Dilansir dari Kemendikbud, Ketupat Lepas diselenggarakan saat orang Betawi memiliki hajat tertentu. Misalnya, mulai dari untuk mengatasi musibah, bila anaknya selamat saat dilahirkan, hingga anak tak sakit lagi. Khusus untuk upacara Ketupat Lepas bagi anak yang dinazari berfungsi sebagai tanda bahwa nazar telah dibayar.
Tradisi Ketupat Lepas, Kala Orang Betawi Bernazar
Pada saat bersamaan Kembang Topeng dan orang yang dinazari memegang ketupat itu dan dari dalam ada orang yang membacakan doa. Setelah doa selesai dibacakan, ketupat dihentakkan dan uang diperebutkan oleh anak-anak yang telah siap di bagian muka.
Piring dipegang oleh orang yang telah mengucapkan nazar, dan ketupat dipengang oleh dua orang, yaitu sebelah ujungnya dipegang oleh Kembang Topeng dan sebalah ujung yang lain dipegang oleh yang dinazari.
Seorang pimpinan upacara yang bisanya juga merangkap sebagai ketua perkumpulan, tukang rebab atau orang yang dianggap tua akan membaca mantra, dan sebelumnya ia akan meminta permohonan penonton dengan berteriak.
Panjang tidaknya mantra dalam upacara Ketupat Lepas tergantung dari kemahiran ketua upacaranya. Mantra yang dibacakan di Kanda-Kulon kebanyakan tidak terlalu panjang seperti perkumpulan-perkumpulan di daerah sebelah timurnya.
Usai mantra selesai dibacakan, ketupatat dihentak oleh Kembang Topeng bersama dengan anak yang dinazari. Karena hentakan itu maka beras dan uang pun berhambur. Benda-benda itu diperebutkan oleh karena itu maka nonton anak-anak yang duduk di bagian muka tempat pertunjukan.
Adapun benda-benda yang digunakan dalam upacara ketupat lepas, seperti ketupat yang di buat dari kelapa muda , uang logam, bunga dan beras mempunyai arti sendiri. Namun sayangnya orang Betawi yang langsung berhubungan dengan benda-benda itu tidak lagi dapat menjelaskan arti benda-benda upacara itu.
Nazar beserta ketupat lepasnya hanya dilakukan oleh teater topeng Betawi dan tidak oleh teater-teater Betawin lainnya. Hal ini disebabkan karena adanya tokoh Kembang Topeng yang dianggap mempunyai kekuatan magis.
Ramadani Wahyu
[…] dulu memegang komitmen terhadap keinginan atau pengharapan. Bahkan, mereka rela melakukan melakukan nazar, ngucap atau dalam istilah orang Betawi pinggir yaitu kaulan. Alih-alih mengingkarinya, mereka […]