Senibudayabetawi.com – Masyarakat Betawi sangat memegang teguh nilai-nilai Islam. Ini terlihat dari pakaian adatnya yang tampak berbeda dengan wilayah lain. Dalam masyarakat Sunda dan Jawa misalnya yang mengenakan kebaya ketat dan kemben. Sedangkan dengan kebaya encimnya, Betawi mengedepankan pakaian pun sebagai penutup aurat. Kebaya encim Betawi turut melenggang dikenakan oleh Ibu Negara Iriana Joko Widodo dalam KTT ASEAN ke-43.
Ibu Negara tampak memakai kebaya encim biru dengan motif bunga-bunga bersulam benang emas dan biru. Penampilannya semakin menarik dipadu kain batik biru muda bermotif senada.
Berasal dari fesyen peranakan Tionghoa, kebaya encim lekat dengan budaya Betawi. Tak ayal jika pakaian ini disebut sebagai ikon pakaian Betawi.
Kebaya Encim untuk Situasi Resmi
Dalam Betawi Tempo Doeloe (2015), Abdul Chaer menyebut bahwa kebaya encim digunakan perempuan Betawi pada situasi resmi atau setengah resmi. Adapun kebaya encim adalah kebaya panjang yang pada bagian depannya meruncing dan memakai renda. Para perempuan Betawi biasanya memadukannya dengan sanggul yang bentuknya tak terlalu besar di atas tengkuk.
“Di samping tusuk konde dihias pula dengan bunga warna putih yakni bunga Melati atau bunga cempaka. Kemudian memakai selendang yang kerap kali berfungsi sebagai kerudung. Kerudung di sini sengaja tak diserasikan dengan warna kebaya yang dikenakan dengan warna yang mencolok,” jelas dia.
Sementara pakaian keseharian perempuan Betawi yakni berupa baju kurung panjang. Kadang bersaku di depan, berkain batik dan ditambah dengan kerudung.
Dalam Mengenal 8 Ikon Kebudayaan Betawi (2010), Handayani menyebut makna yang terkandung dalam kebaya encim Betawi sangat mendalam. Kebaya ini bermakna sebagai sesuatu yang menggambarkan keindahan, kecantikan, kedewasaan, keceriaan, kearifan.
Keseluruhan makna itu mendasari pergaulan, aturan, dan tuntutan leluhur yang menjadikan kebaya encim memiliki dasar filosofi yang baik bagi perempuan Betawi. Sebagai pakaian adat, kebaya encim bermakna keanggunan dan kehormatan perempuan.
Kerudung dalam Kebaya Encim Betawi
Tak hanya itu, pemakaian kerudung sebagai penutup kepala pada kebaya encim Betawi juga menyimbolkan makna tersendiri, yang cenderung menekankan nilai Islam. Menurut Luthfiah (2019) dalam tulisannya yang berjudul Perancangan Interior Pusat Kebaya Nusantara Di Bandung, karena pengaruh masuknya agama Islam, pemakaian kebaya Betawi biasa dilengkapi dengan pemakaian selendang sebagai kerudung.
Corak dalam kebaya encim ikon Jakarta juga menyimbolkan pemaknaan tertentu. Misalnya, corak bordir kebaya encim Betawi yang ada pada saat ini. Pada zaman dahulu, kebanyakan dari corak bordir kebaya encim ini berupa corak-corak khas Tionghoa seperti burung bangau, burung phoenix, kupu-kupu, naga, serangga.
Masing-masing dari corak tersebut memiliki makna dan arti tersendiri. Pemakaian corak tersebut diharapkan dapat memberikan makna yang baik bagi si pemakai. Namun, seiring dengan perkembangan zaman, mulailah bermunculan corak bordir baru seperti corak bordir ondel-ondel.
Ramadani Wahyu
[…] – Kebaya encim akulturasi Tionghoa tak lain adalah busana khas ikon Betawi. Kata ‘encim’ merupakan istilah […]