Tanjidor, Orkes Pusaka Betawi Punya

Di Balik Pemain Pertama Tanjidor Ada Tangan Para Petani

Senibudayabetawi.com – Rombongan pengamen tanjidor berkeliling saat Lebaran Belande (perayaan tahun baru Masehi) dan pada Lebaran Cine (perayaan tahun baru Imlek) sekitar 1950-an. Saat itulah, orang Betawi Kota mulai mengenal musik tanji atau tanjidor ini. Demikian, saat perayaan Cap Go Meh, rombongan tanjidor ini terlihat semarak merayakannya. Kali pertama, tanjidor dimainkan oleh para petani dan erat dengan sejarah tuan-tuan tanah orang Eropa pada abad ke-18 dan ke-19.

Konon, sejak abad ke-18 VOC dan pemerintah Hindia Belanda banyak menjual tanah-tanah di sekitar Jakarta pada tuan tanah Eropa, Cina dan Arab. Tanah-tanah ini dijadikan perkebunan besar-besaran sehingga menyebabkan mereka kaya raya dan hidup serba mewah.

Gaya hidup mewah para tuan tanah seiring dengan selera musik mereka yang selalu meminta para pemain music mengiringi santap siang hingga santap malam, termasuk untuk menjamu tamu. Misalnya, August Michiels atau dikenal dengan Mayor Jantje pada 1833 tercatat memiliki sebanyak 320 budak untuk mengurus tanah dan rumahnya. Adapun ia memiliki pemain musik sebanyak 30 orang, 4 penari ronggeng, dua orang pemain gambang, serta dua orang penari topeng.

Bermula dari Musik Brasi Band hingga Menjadi Tanjidor

Musik yang berkembang di rumah-rumah pesanggarahan pada abad ke-18 yang lalu adalah musik brasi-band dari Eropa dengan peralatan musik Eropa. Dalam perkembangan selanjutnya, musik ini berganti menjadi grup tanjidor. Diketahui berbagai alat musik dalam tanjidor yakni piston, trombone, tenor, clarinet, bas, alat music pukul tambur dan gendering.

Dengan peralatan ini, rombongan tanjidor kerap kali mengarak berbagai acara, mulai dari pengantin hingga sunatan. Khusus untuk lagu-lagu yang biasa dimainkan yakni Batalion, Kramton, Bananas, Delsi, Was tak-tak, serta Welmus. Menariknya, pada perkembangannya, tanjidor juga banyak membawakan lagu-lagu seperti Surilang, Jali-jali, hingga lagu Sunda seperti Oncom Lele, dan Kangaji.

Penting untuk dicatat bahwa para pemain musik tanjidor ini tempo dulu yakni para petani yang kehidupan utamanya yakni bercocok tanam. Tak heran jika mereka hanya bermain tanjidor pada kesempatan-kesempatan tertentu saja. Musik ini juga digunakan dalam lakon jinong atau tanji lenong.

Di Jakarta, grup musik tanjidor ada di beberapa daerah DKI Jakarta seperti di Cijantung, Kalisari, Pondok Ranggon dan Ceger. Sementara di luar DKI Jakarta seperti di Depok, Cibinong, Citeureup, Jonggol, hingga Parung, di Kabupaten Bekasi, Tangerang dan Karawang.

Ramadani Wahyu

Leave a Reply

SEKRETARIAT REDAKSI

Jl. H. Sa’abun No.20, Jati Padang, Ps. Minggu, Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12540.