Akrabnya Orang Betawi di Kala Nyahi

Akrabnya Orang Betawi di Kala Nyahi

Senibudayabetawi.comNyahi merupakan tradisi minum teh orang Betawi yang bersumber dari budaya Arab. Nyahi berasal dari kata “syahi” yang berarti teh. Versi lain menyebut tradisi nyahi berasal dari Tiongkok. 

Tradisi nyahi akrab dilakukan oleh masyarakat Betawi saat pagi maupun sore hari baik bersama keluarga maupun teman. Adapun sajian teh yang dihidangkan yakni berupa teh tubruk yang diseduh dalam teko kaleng dari kuningan.

Jika biasanya teh disajikan dengan gula pasir maka teh dalam sajian nyahi justru menggunakan gula kelapa. Begitu nyahi bersama, orang-orang Betawi akan menyajikan teh bersama dengan gula kelapa. Menariknya, saat meminum gula akan digigit terlebih dahulu lalu menyeruput teh tawar hangat.

Masyarakat Betawi sangat menikmati hidup, mengisi di sela-sela waktu luangnya dengan kegiatan nyahi. Bahkan, mereka kerap berkelakar bersama dan berbagi kehidupan untuk mencairkan suasana. Biasanya mereka dengan santainya nyahi di depan rumah di kala pagi dan sore hari.

Uniknya, nyahi dalam tradisi keluarga Betawi bersifat membumi. Alih-alih menggunakan perlengkapan teh porselen atau keramik untuk menyeduh teh. Mereka justru menggunakan gelas bermotif bunga warna dengan warna mencolok (gelas kampung). Jika tidak, orang Betawi biasanya memakai gelas belimbing beralaskan cawan kecil yang agak cekung. 

Biasanya sajian teh disandingkan dengan kudapan tradisional khas Betawi. Berikut kami rangkum kudapan-kudapan tradisional sebagai pendamping nyahi.

1.Kue Pancong

Kue pancong sangat lekat sebagai “kuenya Betawi”. Secara sekilas, kue ini nyaris sama dengan kue pukis. Namun, ternyata kue ini memiliki karakteristik yang khas yakni rasa gurih manisnya yang cocok disandingkan dengan teh tawar hangat di sore hari.

Tak sulit menemukan kue klasik ini. Bahkan, di kafe-kafe kekinian, kue ini banyak disajikan dengan berbagai variasi topping. Topping cokelat, keju, hingga red velvet, misalnya. Kendati demikian, pecinta kue pancong klasik tetap ada.

2. Kue Cucur

Kue cucur merupakan jajanan khas Betawi dan sangat mudah ditemukan di Jakarta. Tak hanya eksis di acara-acara hajatan masyarakat Betawi, kue ini bahkan masih kerap dijual. Bentuknya yang lunak di bagian tengah dan tipis di bagian pinggir membuat bentuk kue cucur sangat khas sehingga mudah dikenal.

Berbahan dasar tepung beras dan gula merah, kue cucur, kue ini juga terdapat dalam Serat Centhini. Tak hanya di Betawi, kue cucur juga dikenal di berbagai daerah dengan berbagai nama atau sebutan lain. Misalnya dalam suku Minangkabau di Sumatera Barat, kue ini bernama Pinyaram atau Panjaram. Demikian dalam suku Mandar di Sulawesi Barat menyebutnya dengan Dumpi.

3. Kue Dongkal

Momen nyahi paling sempurna jika ditemani teh tawar hangat dengan manisnya kudapan tradisional Betawi, tak terkecuali kue dongkal. Berbahan tepung beras yang kemudian dikukus dan diisi dengan gula aren, kue dongkal sangat khas berbentuk tumpeng.

Kue dongkal yang telah matang biasa disajikan bersama parutan kelapa. Sekilas, rasa kue ini mirip dengan jajanan kue putu.

Ramadani Wahyu

Leave a Reply

SEKRETARIAT REDAKSI

Jl. H. Sa’abun No.20, Jati Padang, Ps. Minggu, Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12540.