Senibudayabetawi.com – Pakaian adat Betawi bernama pangsi sudah tidak asing lagi karena kerap kali muncul dalam berbagai film dan sinetron. Pangsi juga kerap dipakai oleh para pendekar atau jawara Betawi.
Pakaian adat Betawi ini terdiri dari atasan yang disebut dengan baju tikim dan celana pangsi. Seperti halnya kebaya encim, pangsi Betawi turut dipengaruhi oleh budaya Tionghoa.
Adapun baju tikim bermula dari kata Tui Khim, sedangkan celana pangsi berasal dari kata Phang Si. Kedua bahasa ini merupakan bahasa Hokkian. Karakter khas dari pangsi Betawi yaitu terlihat dari model kerah lehernya yang berbentuk seperti huruf “O”.
Jika kita lihat dengan seksama, pangsi Betawi biasanya dibuat sedemikian longgar dan tak sesuai dengan bentuk tubuh penggunanya. Adapun atribut yang melengkapi pakaian ini yaitu ikat pinggang yang besar, sarung yang dililitkan di leher, serta peci.
Menariknya, pangsi Betawi biasanya mempunyai tiga warna, yaitu pangsi berwarna merah, berwarna krem atau putih dan hitam. Khusus pangsi berwarna merah biasanya digunakan oleh seseorang yang ilmu silatnya tinggi.
Sementara pangsi berwarna krem atau putih digunakan oleh pemuka agama. Sedangkan pangsi berwarna hitam biasanya digunakan oleh para centeng.
Celana pangsi yang biasa dikenakan para jawara maen pukulan biasanya berukuran lebar. Ini bertujuan agar tidak lepas atau melorot, bagian atasnya diikat dengan angkin atau kain. Adapun angkin kini digantikan dengan gesper.
Ramadani Wahyu