Jelang Lebaran, Masyarakat Betawi Potong Kerbau Andilan

Jelang Lebaran, Masyarakat Betawi Potong Kerbau Andilan

Senibudayabetawi.com – Menjelang Hari Raya Idul Fitri, masyarakat Betawi tengah bersiap-siap untuk melakukan tradisi Andilan. Tradisi ini sebagai bentuk perayaan Lebaran bersama-sama untuk menyembelih kerbau dan dibagikan pada masyarakat Betawi.

Muasal tradisi Andilan tak terlepas dari semangat kebersamaan dan gotong royong kalangan masyaraakt menengah ke bawah yang juga ingin menikmati sajian spesial saat hari Lebaran. Telah menjadi tradisi bahwa pada hari Lebaran sebagai hari kemenangan dirayakan dengan berbagai hidangan spesial. Masakan istimewa berbahan daging diolah dalam berbagai jenis masakan.

Bagi kalangan masyarakat Betawi bawah maupun menengah, terutama tempo dulu pembelian daging untuk Lebaran dilakukan secara gotong royong kooperatif.

Demi membeli daging, iuran pun dilakukan secara berangsur-angsur dalam kurun waktu tertentu. Mulai dari paling sedikit selama enam bulan dan ada kalanya mencicil dalam setahun.

Untuk satu ekor kerbau misalnya, ditanggung pembeliannya oleh sekitar 30 orang atau kepala keluarga. Setiap orang atau kepala keluarga mendapatkan jatah empat hingga lima kilogram daging. Itu tak termasuk bagian tambahan atau ekstra seperti tulang-tulang atau bagian isi perut.

Nah untuk satu keluarga yang rata-rata memiliki tiga orang anak, daging empat atau lima kilogram yang dimasak sebagai lauk pauk dapat dimakan selama dua hingga tiga hari berturut-turut.

Jika masih kurang, pemilik ternak ayam dan itik dapat menyembelihnya juga terutama pada hari Lebaran itu.

Pemilihan dan Pemeliharaan Kerbau Andilan

Kerbau yang dipilih umumnya berjenis kelamin jantan dengan kondisi yang sehat dan gemuk.

Sama halnya iuran pembelian kerbau, dalam hal pemeliharaan kerbau pun juga dilakukan secara bersama. Kerbau dipelihara bersama-sama oleh warga kampung, biasanya di lapangan atau tempat terbuka lainnya.

Sementara dalam penyembelihan nanti dilakukan beberapa hari menjelang Lebaran, dan biasanya juga dilakukan secara gotong royong oleh warga.

Selanjutnya, daging kerbau dibagikan kepada seluruh warga kampung yang ikut dalam Andilan, termasuk fakir miskin dan kaum dhuafa.

Meski tradisi ini sudah jarang ditemukan, tapi ada beberapa komunitas Betawi yang melestarikan tradisi ini. Upaya pelestarian ini penting untuk menjaga nilai-nilai budaya Betawi yang luhur.

Berikut beberapa contoh komunitas Betawi yang masih melestarikan tradisi Andilan yaitu Kampung Budaya Betawi Setu Babakan, Jakarta Selatan, Kampung Rawa Belong, Jakarta Barat dan Kampung Pulo, Jakarta Timur.

Makna Tradisi Andilan Masyarakat Betawi

Tradisi Andilan memiliki beberapa makna, antara lain:

Kebersamaan: Tradisi ini menjadi ajang silaturahmi dan memperkuat rasa persaudaraan antar warga.

Gotong royong: Semangat gotong royong terlihat jelas dalam proses pemeliharaan dan penyembelihan kerbau.

Kedermawanan: Daging kerbau yang dibagikan merupakan bentuk kedermawanan dan kepedulian terhadap sesama.

Syukur: Tradisi ini menjadi wujud rasa syukur atas nikmat yang telah diberikan Allah SWT.

Tradisi Andilan semakin langka di era modern. Faktor seperti urbanisasi dan perubahan gaya hidup menjadi penyebabnya.

Ramadani Wahyu

Leave a Reply

SEKRETARIAT REDAKSI

Jl. H. Sa’abun No.20, Jati Padang, Ps. Minggu, Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12540.