Di Balik Alunan Musik Sampyong, Musik Tertua kian Langka

Di Balik Alunan Musik Sampyong, Musik Tertua kian Langka

Senibudayabetawi.com – Terbilang tua dan sederhana, musik sampyong memiliki peran penting dalam pelestarian tradisi Betawi. Bahkan, sampyong juga merupakan seni musik Betawi tertua dan konon sudah ada sejak zaman Kerajaan Salakanagara.

Penamaan sampyong mengacu pada salah satu alat musik utamanya yaitu sampyong, sejenis kordofon bambu berdawai dua. Tempo dulu, musik sampyong biasa digunakan untuk mengiringi tari Uncul dan Ujungan dalam acara sedekah bumi.

Musik yang sederhana ini memiliki aransemen yang jauh lebih sederhana dibanding dengan musik Betawi lainnya. Terdapat dua alat musik dalam sampyong, yaitu sampyong itu sendiri dan gambang bambu yang sekilas mirip gambang tapi dibuat lebih sederhana dengan bilah-bilahnya terbuat dari bambu.

Tempo dulu, musik sampyong masih banyak di pinggiran Jakarta. Namun, belakangan musik ini tergilas zaman. Dibandingkan dengan musik gambang kromong atau tanjidor, musik sampyong bisa dibilang sangat langka.

Adapun biasanya pertunjukan musik sampyong dilengkapi pula dengan para penari yang menggunakan kostum berupa celana pangsi hitam, berkaos oblong hitam atau bertelanjang dada.

Namun, di balik kesederhanaannya, musik sampyong memiliki nilai filosofi menarik. Sebagai musik pengiring sedekah bumi, penyambutan panen ini memiliki nilai filosofi terkait dengan pelestarian ekosistem keberadaan manusia.

Sampyong kerap dimainkan di acara sedekah bumi yang merujuk pada bentuk syukur atas hasil panen dan doa untuk kelestarian alam. Ini sekaligus menunjukkan pentingnya menjaga keseimbangan alam untuk kelangsungan hidup manusia. Selain itu, alat musik ini terbuatdari bahan alami seperti bambu dan pohon pisang yang menunjukkan hubungan erat antaa manusia dengan alam.

Tak hanya sebagai musik yang mengiringi ritual dan sedekah bumi, musik sampyong juga dimainkan untuk menghibur masyarakat. Misalnya pada pertunjukan tari uncul misalnya yang menggambarkan pertarungan dua jawara. Musik sampyong bertempo dinamis dan penuh semangat mampu memeriahkan nuansa pertarungan.

Ramadani Wahyu

Leave a Reply

SEKRETARIAT REDAKSI

Jl. H. Sa’abun No.20, Jati Padang, Ps. Minggu, Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12540.