Transportasi Tradisional Air di Batavia

Sarana Transportasi Tradisional Air di Batavia

Senibudayabetawi.com – Jauh sebelum transportasi darat berkembang, sebelum abad ke-19 di Batavia didominasi oleh transportasi jalur laut dan sungai. Saat kanal-kanal masih diandalkan inilah mulai berkembang pula transportasi tradisional air seperti eretan dan orembaai.

VOC berkomitmen membangun kanal-kanal yang mengelilingi dan melewati kota, serta memberikan penampilah khas Belanda. Bahkan kali pun diluruskan sehingga menjadi kanal terbesar. Ini semua difungsikan layaknya kanal-kanal di Belanda.

Dalam Transportasi Term di Batavia 1942-1962, transpotasi air dan kanal menjadi penting bagi kesibukan kapal-kapal pendatang yang mayoritas adalah pedagang. Dengan adanya kanal, para pendatang tersebut bisa merapatkan kapal-kapalnya langsung di dalam kota.

Terbentang dari Selatan ke Utara dan terhubung laut Jawa, baik itu dari para pendatang dan warga Batavia sendiri, bisa hilir mudik menyusuri kota dengan bantuan kapal. Sampai dengan keadaan Batavia awal yang merupakan kota pelabuhan dagang.

Hiruk Pikuk Batavia sebagai Pelabugan Dagang

Perahu-perahu yang membawa barang-barang dari pedalaman datang dari hulu kali menelusuri kanal hingga tempat tujuan. Sementara kapal-kapal dari luar negeri yang terlalu besar untuk memasuki kali berlabuh di teluk dan membongkar muatannya ke tongkang yang biasa menelusuri air dalam kota. Kapal-kapal Cina dapat berlayar ke dalam kali hingga ke kanal untuk membongkar muatannya.

Terdapat dua macam transportasi air tradisional yang digunakan pada saat itu sebagai alat angkut, eretan dan orembaai. Eretan merupakan sarana angkutan penyeberangan sungai.

Dalam Naik Eretan Kwitang-Kalipasir, Alwi Shahab menjelaskan bahwa eretan merupakan sarana berupa getek terbuat dari satu atau dua lapis deretan bambu-bambu bulat panjang.

Sarana ini ada seiring kebutuhan masyarakat terhadap angkutan penyeberangan dengan menyeberangi sungai. Bahkan lambat laun eretan dijadikan kegiatan usaha yang mendatangkan keuntungan bagi para pemiliknya. Usaha eretan tidak mengenal istirahat, karena selalu dibutuhkan masyarakat dalam bepergian, baik di hari kerja maupun libur.

Sementara orembai merupakan perahu papan yang digunakan untuk menangkap ikan dan transportasi. Perahu ini digunakan di Batavia. Dan pada abad ke-17 menjadi populer untuk pergi mendayung “orembaaien” pada malam hari di sungai atau kanal kota.

Adapun untuk ciri-ciri orembai yaitu berujung sama, dengan Haluan dan buritan keduanya naik ke titik tajam sehingga seolah berbentuk bulan sabit. Biasanya juga memiliki tiga papan yang melekat pada lunas sempit. Orembai tradisional menggunakan layar tanja, sedangkan yang modern mengadopsi sistem layar gaya Eropa, seperti pinisi dan sekunar.

Leave a Reply

SEKRETARIAT REDAKSI

Jl. H. Sa’abun No.20, Jati Padang, Ps. Minggu, Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12540.